IHSG Tertekan, Bursa Asia Rontok

IDXChannel - Bursa saham di kawasan Asia siang ini terpantau serentak di zona merah. Hal yang sama juga terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup berada di bawah tekanan sebesar -1,7 poin atau -0,03 persen di level 6.676,248 pada sesi pertama perdagangan Rabu (24/11/2021).
Hingga pukul 11:26 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) turun -1,78 persen di 29.243,50, Kospi Korea Selatan (KS11) tertekan -0,45 persen di 2.983,79, dan Hang Seng Hong Kong (HSI) terpuruk -0,21 persen di 24.598,92.
Shanghai Composite China melemah -0,10 persen di 3.585,65, Taiwan Weighted anjlok -0,28 persen di 17.616,02, dan Indonesia Composite Index / IHSG merosot -0,03 persen di 6.676,148.
Selain karena aksi profit taking, analis melihat penurunan pasar modal di Asia saat ini dipicu oleh kemungkinan pengetatan kebijakan moneter mengingat lonjakan inflasi di Amerika Serikat.
Bursa Asia Siang Ini Serentak di Zona Merah
Kenaikan hasil Treasury AS ditambah gejolak harga minyak mentah juga dinilai semakin membebani pasar.
"Ada risiko bahwa Fed dapat mempercepat tapering dan pada gilirannya bisa membuat jadwal pengetatan kebijakan (suku bunga) dapat dimajukan, tentu hal ini berkontribusi terhadap dolar yang lebih kuat," kata Analis Bank of Singapura, Sim Moh Siong, dilansir Reuters, Rabu (24/11/2021).
Diketahui, imbal hasil obligasi AS untuk waktu 10 tahun mengalami peningkatan yang membuat Dolar AS menjadi kuat. Ini bakal sedikit mengganggu pasar Asia karena banyak mata uang (selain yuan China) akan terdepresiasi.
Kendati demikian, ada dukungan dari China saat People Bank of China (PBOC) memberikan pelonggaran kebijakan moneter demi menopang pemulihan ekonomi negaranya yang melambat.
Dalam laporan moneter kuartalan pada Jumat pekan lalu, PBOC menghapus sejumlah frasa penting dari laporan sebelumnya, seperti tidak akan membanjiri ekonomi setempat dengan stimulus dan mendukung pertumbuhan kredit. (RAMA)