IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terperosok pada perdagangan Selasa (9/9/2025), memperpanjang tren koreksi setelah kabar reshuffle kabinet mengguncang pasar sehari sebelumnya.
Sentimen politik yang bercampur dengan tekanan teknikal membuat investor cenderung defensif. Alhasil, mayoritas saham kembali terjebak di zona merah.
Pertanyaannya, langkah apa yang sebaiknya diambil investor di tengah gejolak ini?
Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG turun 1,65 persen ke level 7.639, hingga pukul 15.44 WIB. Sebanyak 516 saham melemah, sedangkan hanya 221 saham menguat, dan sisanya 219 saham stagnan.
Kemarin, IHSG ditutup terkoreksi 1,28 persen, menyusul kabar reshuffle kabinet sekitar 20-30 menit menjelang penutupan pasar.
Founder WH Project, William Hartanto, memberikan sejumlah saran bagi investor di tengah tekanan IHSG saat ini. Menurut dia, ada beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan.
“Sebenarnya cukup banyak yang menarik untuk diperhatikan dan metodenya pun variatif,” ujar William, Selasa (9/9/2025).
Ia mencontohkan, salah satunya adalah dengan menerapkan strategi mengikuti tren. “Misalnya, strategi trend following pada saham-saham emas, karena mengikuti tren harga komoditas,” katanya.
Selain itu, William juga menilai strategi akumulasi secara bertahap bisa menjadi pilihan. “Atau cicil beli pada saham-saham yang secara fundamental memiliki valuasi yang murah,” jelas dia.
Tak hanya itu, ada pula pendekatan yang lebih konservatif. “Strategi lainnya adalah wait and see, menunggu pasar bottoming ditandai dengan konsolidasi, lalu mulai cicil beli bertahap,” ujar William.
Secara umum, William menilai pelemahan pasar saat ini bukan semata-mata akibat mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"IHSG masih akan melemah. Sebenarnya, ini bukan sepenuhnya karena efek Sri Mulyani mundur," ujar William.
Ia menjelaskan, Sri Mulyani selama ini juga membawa cukup banyak sentimen negatif ke pasar. "Contohnya kenaikan cukai rokok setiap tahunnya. Ini kemudian melumpuhkan industri rokok dan saham-saham dari sektor tersebut perlahan membebani pasar juga," imbuh William.
William menekankan, arah IHSG sejak awal memang cenderung melemah. "Cuma kebetulan diperparah dengan adanya beberapa sentimen negatif tambahan, seperti demo dan reshuffle ini," katanya.
Meski demikian, ia melihat sisi positif dari kondisi terkini. "Tapi kabar baiknya, dengan kejatuhan yang cepat, maka recovery market juga bisa cepat," ucap William.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh juga memberikan pandangannya terkait langkah yang bisa diambil investor di tengah kondisi pasar saat ini. Ia menekankan pentingnya disiplin dalam berinvestasi.
“Tetap berfokus pada jangka panjang, fundamental serta story emiten,” kata Michael, Selasa (9/9).
Ia mengingatkan, fluktuasi dalam jangka pendek kerap tidak bisa dihindari. “Dalam jangka pendek market bisa mengubah harga saham secara volatile, tapi untuk arah jangka panjang, tidak,” katanya.
Selain itu, Michael juga menyebut ada beberapa sektor yang patut diperhatikan. “CPO stocks, gold stocks,” ujarnya menegaskan.
Mirip William, Michael menilai pelemahan IHSG sebenarnya sudah terbaca dari sisi teknikal, bahkan tanpa adanya kabar reshuffle kabinet.
"Tanpa isu reshuffle, secara teknikal IHSG memang berpotensi koreksi, menyusul adanya bearish pattern double tops di atas, dengan target koreksi ada di 7.550," kata Michael, Selasa (9/9).
Menurut dia, reshuffle yang diumumkan secara tiba-tiba justru memperbesar kepanikan pelaku pasar. "Reshuffle yang mendadak tentunya membuat kepanikan pelaku pasar," ujarnya.
Michael menambahkan, investor pada dasarnya tidak menyukai ketidakpastian. "Pelaku pasar tidak suka uncertainty, sehingga respons awal kemarin merupakan salah satu volatilitas jangka pendek," tutur Michael.
Ke depan, Michael menilai arah pasar akan sangat dipengaruhi oleh sikap menteri keuangan yang anyar. "Tentunya, dalam jangka menengah kita menanti kata-kata sambutan serta arah kerja dari Menteri Keuangan yang baru," katanya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.