“Rentetan kejadian global dan dalam negeri tidak memberikan katalis positif apa-apa untuk market [pasar saham],” kata Michael kepada IDXChannel.com, Selasa (25/2/2025).
Sejumlah sentimen yang dimaksud, ujar Michael, mulai dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS), implementasi tarif perang dagang oleh Donald Trump, hingga penurunan outlook IHSG oleh dua institusi kenamaan--JPmorgan dan Morgan Stanley.
Ia menambahkan bahwa tekanan terbesar datang dari hampir semua saham, terutama sektor perbankan besar dan saham-saham milik Prajogo Pangestu.
Saham-saham bank utama, yang biasa menjadi penggerak IHSG, cenderung melemah. Saham BBRI minus 2,04 persen, BMRI turun 2,09 persen, BBCA berkurang 0,28 persen, sedangkan BBNI stagnan di Rp4.200 per saham.
Demikian pula, dengan saham-saham big cap lainnya, termasuk saham-saham milik konglomerat.