Baca Juga : IHSG Rontok 4,2 persen di Akhir Sesi I ke Level 5.266
Di samping penyebaran virus korona yang berdampak kepada perekonomian global, penurunan IHSG juga terjadi akibat banyaknya sentimen negatif salah satunya adalah perang harga minyak diantara Arab Saudi dan Rusia, dimana minyak dunia kembali alami penurunan tajam hingga menyentuh angka terendah sejak 12 Februari 2016 yang tercatat tembus 30%. Penurunan tersebut adalah persentase terbesar sejak 17 Januari 1991.
Saat ini diketahui Arab Saudi, berusaha menekan Rusia. Penekanan yang dilakukan Saudi terhadap Rusia meliputi penolakan pemotongan produksi yang diusulkan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama lainnya berjuang menopang harga di pasar pasar sejak 2014 dan 2016 karena meningkatnya produksi shale oil AS.
Baca Juga : Perang Harga Minyak Saudi dan Rusia, Brent Anjlok 31,5 Persen
Daftar saham di top losers yakni saham PT United Tractors Tbk (UNTR) turun Rp1.500 atau 8,67% ke Rp15.800, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) turun Rp675 atau 9,31% ke Rp6.575, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun Rp575 atau 8,27% ke Rp6.375, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turun Rp750 atau 11,72% ke Rp5.650, dan saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) turun Rp240 atau 9,8% ke Rp2.210.
Sedangkan deretan saham di top gainers yakni saham PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) naik Rp60 atau 3,43% ke Rp1.810, saham PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) naik Rp40 atau 2,29% ke Rp1.790, saham PT Jakarta Setiabudi International Tbk naik Rp90 atau 9,47% ke Rp1.040, saham PT Pratama Widya Tbk (PTPW) naik Rp125 atau 17,61% ke Rp835, dan saham PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA) naik Rp84 atau 70 persen ke Rp204. (*)