IDXChannel – Emiten batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) masuk dalam jajaran kapitalisasi besar atau large cap, menggantikan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dalam Global Equity Index Series yang diterbitkan oleh FTSE.
ADRO menjadi emiten yang naik kelas dalam kategori ini, karena sebelumnya FTSE mengklasifikasikan emiten batu bara ini sebagai perusahaan dengan kapitalisasi menengah (mid cap).
Adapun BRIS, emiten bank syariah, terdepak dari posisi ini menjadi perusahaan mid cap, padahal sebelumnya masuk dalam kategori large cap. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, kapitalisasi pasar BRIS per Selasa (23/8) mencapai Rp64,37 triliun.
Adapun status kapitalisasi perusahaan yang dilaporkan pada laporan yang bertajuk “Semi Annual Review” yang dirilis oleh FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific Ex Japan Ex China tersebut akan berlaku per September 2022.
“Perubahan ini akan efektif pada penutupan perdagangan Jumat, 16 September 2022 mendatang. Sementara daftar ini akan berlaku mulai Senin 19 September 2022,” tulis laporan tersebut.
Naiknya kapitalisasi pasar ADRO menjadi large capseiring dengan kinerja keuangan emiten yang unggul di triwulan I-2022. Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan bersih ADRO di periode ini mencapai Rp17,76 triliun atau naik 76,98 persen secara year on year (yoy).
Selain pendapatan bersih yang meningkat, laba bersih emiten batu bara ini juga ikut melesat hingga 457,61 persen pada triwulan I-2022. Adapun di periode ini ADRO membukukan laba bersih sebesar Rp5,80 triliun. Sementara di triwulan I-2021, laba bersih yang dibukukan mencapai Rp1,04 triliun.
Melonjaknya laba bersih dan pendapatan bersih ADRO disumbang oleh penjualan batu bara dari pihak ketiga yakni Rp17,14 triliun. Sedangkan segmen ini berkontribusi sebesar 96,54 persen terhadap pendapatan ADRO pada triwulan I-2022.
Sementara sumber pendapatan dari penjualan batu bara pihak ketiga didominasi oleh ekspor, yaitu mencapai Rp14,08 triliun atau tumbuh 89,60 persen secara yoy.
BEI juga mencatat, emiten batu bara ini memiliki kapitalisasi pasar atau market capsebesar Rp105,87 triliun per Selasa (23/8).
Selain ADRO, Alfamart atau PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) juga masuk dalam kategori large cap. Berbeda dengan ADRO, AMRT merupakan emiten baru yang masuk dalam daftar kapitalisasi FTSE.
Adapun dalam laporannya, FTSE memberikan kategori “large cap addition” pada perusahaan retail tersebut.
Dilansir dari BEI, market capAMRT per Selasa (23/8) mencapai Rp86,37 triliun. Sedangkan laporan keuangan emiten mencatat, pendapatan bersih dan laba bersih AMRT pada triwulan I-2022 bertumbuh masing-masing 19,07 persen dan 71,19 persen secara yoy.
Adapun pada periode ini, AMRT mencetak pendapatan bersih sebesar Rp22,91 triliun. Sementara laba bersihnya meningkat dari Rp499,39 miliar di triwulan I-2021 menjadi R675,81 miliar di triwulan I tahun ini.
Menyusul AMRT, MSIN Masuk Daftar Mid Cap FTSE Global Equity Index Series
Selain menambah AMRT sebagai perusahaan dengan kapitalisasi besar, FTSE juga menambahkan PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) dalam Global Equity Index Series untuk seri Mid-Cap.
Masuknya MSIN ke dalam indeks menunjukkan indikasi penguatan nilai jangka panjang dan prospek harga saham perseroan.
Adapun Direktur Utama MSIN dan Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, dengan masuknya MSIN ke dalam FTSE Global Equity index Series akan menjadi peluang bagi masuknya investor sertameningkatkan likuiditas perdagangan saham emiten ini.
“Setelah konsolidasi strategis seluruh aset digital MNC Media ke MSIN pada bulan Maret 2022, kami menyambut baik masuknya MSIN ke dalam FTSE Global Equity Index Series (Mid-Cap) yang bergengsi secara global,” ujar Hary Taoesoedibjo, dilansir dari IDX Channel.
Menyusul MSIN, dua emiten lainnya juga masuk ke kategori kapitalisasi menengah atau mid cap. Emiten tersebut adalah PT Avia Avian Tbk (AVIA) dan PT Indosat Tbk (ISAT).
Kedua emiten ini semula dikategorikan dalam perusahaan dengan kapitalisasi kecil atau small cap. Akan tetapi, dalam laporan ini, FTSE mengkategorikan AVIA dan ISAT menjadi perusahaan dengan kapitalisasi “small to mid”.
Selain kategori tersebut, FTSE mengkategorikan emiten-emiten lainnya dalam kapitalisasi kecil (small cap) dan kapitalisasi mikro (micro cap).
Adapun perusahaan jamu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) dan emiten rumah sakit PT Medikaloka Hermina (HEAL) masuk dalam kategori small cap.
Sementara sebanyak 17 emiten masuk dalam kategori micro cap, sedangkan 14 emiten lainnya keluar dari kategori ini.
Sebagaimana dilaporkan dalam FTSE Global Equity Index Series, perusahaan ternama seperti PT ABM Investama (ABMM), PT Kimia Farma (KAEF), PT Panin Sekuritas (PANS), dan PT Trimegah Sekuritas (TRIM) masuk dalam kategori micro cap.
Sedangkan perusahaan yang keluar dari micro cap salah satunya yakni perusahaan di sektor energi PT Indika Energy Tbk (INDY). Sementara perusahaan yang bergerak di bidang media dan perfilman, PT MD Pictures Tbk (FILM) juga ikut keluar dari kategori ini. (Lihat tabel di bawah ini.)
(ADF)