Penjualan produk konsumen bermerek tercatat menembus Rp65,25 triliun, penjualan bogasari di level Rp31,87 triliun, segmen agribisnis Rp17,77 triliun dan pendapatan distribusi tercatat sebesar Rp6,23 triliun.
Serangkaian pos beban yang membengkak memangkas sisi bottom line perseroan, yang sebagian besar disebabkan adanya peningkatan harga bahan pokok.
"Tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan, dengan meningkatnya ketegangan geopolitik, tingginya tingkat inflasi dan naiknya berbagai harga komoditas yang menciptakan kondisi ketidakpastian di pasar," kata Anthoni Salim dalam keterangan resminya, Senin (27/3).
Namun, Salim menyatakan optimistis perseroan mampu meningkatkan kinerja sepanjang 2023 dengan menjaga keseimbangan antara pangsa dan profitabilitas. "Serta mempertahankan neraca keuangan yang sehat," tandasnya.
(DES)