sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Inflasi Bikin Konsumen Negara Maju Mulai Pesimistis, Indonesia Aman?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
20/02/2023 16:13 WIB
Sepanjang tahun lalu, kepercayaan konsumen di sembilan ekonomi utama dunia dilaporkan mengalami sejumlah penurunan.
Inflasi Bikin Konsumen Negara Maju Mulai Pesimistis, Indonesia Aman? (Foto: MNC Media)
Inflasi Bikin Konsumen Negara Maju Mulai Pesimistis, Indonesia Aman? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks kepercayaan konsumen menjadi motor penting bagi ekonomi. Pasalnya, indeks ini akan mempengaruhi bagaimana orang akan menghabiskan uangnya.

Entah itu rencana untuk membeli barang baru, bepergian, berinvestasi, atau memutuskan untuk menghemat uang, semuanya bergantung pada satu faktor penting, yakni kemampuan untuk membayarnya.

Kemampuan ini tidak hanya bergantung pada uang yang saat ini dimiliki, tetapi juga pendapatan yang diharapkan dan kepercayaan terhadap kondisi ekonomi.

Sepanjang tahun lalu, mengutip Visual Capitalist, kepercayaan konsumen di sembilan ekonomi utama dunia dilaporkan mengalami sejumlah penurunan.

Konsumen global menjadi pesimis setelah ekonomi sempat jatuh dan pulih dengan cepat akibat pandemi Covid-19 pada 2020. Tahun lalu, kepercayaan konsumen tampaknya cenderung menurun di seluruh dunia akibat kekhawatiran resesi dan kenaikan suku bunga yang cepat dan tinggi.

Kepercayaan konsumen di Inggris terpukul paling parah karena Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun menjadi 92 pada 2022, dari sebelumnya 100,6 pada 2021.

Di urutan selanjutnya, indeks konsumen China juga mengalami penurunan menjadi 92 pada 2022 meskipun duduk di posisi 103 dua tahun sebelumnya.

Negara yang memiliki IKK antara 96‒98, di antaranya ada Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.

Bahkan negara yang terkenal memiliki masyarakat yang optimis terhadap perekonomian, IKK di Korea Selatan dan Australia berada di bawah angka ideal 100 dan mengindikasikan adanya pesimisme konsumen.

Penyebab utama turunnya kepercayaan pasar ekonomi global ini antara lain ekspektasi kenaikan inflasi, khususnya bahan pangan dan gas, serta tingginya suku bunga, ancaman resesi yang membayangi, dan pemutusan hubungan kerja di sektor-sektor utama. (Lihat tabel di bawah ini.)

Adapun IKK sendiri merupakan indeks yang diukur pada nilai dasar 100 yang mempertimbangkan ekspektasi dan sentimen konsumen tentang masa depan keuangan mereka untuk menunjukkan pola konsumsi dan tabungan rumah tangga di masa depan.

Angka IKK di atas 100 mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi. Ini berarti masyarakat akan cenderung untuk tidak menahan uang mereka dan lebih cenderung membelanjakan uang dalam waktu dekat. Dampaknya, ekonomi akan bertumbuh karena permintaan dan penawaran terjaga.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement