Kendati demikian, sambngnya, investor harus tetap berhati-hati dengan risiko kredit yang dapat terakumulasi bahkan setelah kenaikan suku bunga.
DBS juga memaparkan pertumbuhan industri barang mewah (luxury) yang mencatatkan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Majemuk (CAGR) sebesar 6 persen antara tahun 1996 hingga 2019. Pertumbuhan ini didorong dengan adanya globalisasi dan kekuatan belanja Gen Z.
Wey Fook memandang, industri ini memiliki daya tarik yang kuat dan potensi investasi yang cukup besar.
Sementara itu, Head of Sales & Distribution Consumer Banking Bank DBS Indonesia, Pisa Valensia mengatakan, mengawali tahun 2024, perusahaan memahami bahwa nasabah membutuhkan advisory yang proaktif dan sesuai aspirasi, terutama dalam menavigasi dinamika dunia finansial bersama generasi penerus.
"Kami menghadirkan insight terkini mengenai peluang investasi terkurasi baik lokal maupun global, serta solusi perlindungan yang mencakup seluruh tahap kehidupan, sehingga menghadirkan analisis portofolio secara cepat dan tepat," pungkas Pisa.
(FAY)