Setelah pembelian saham TELE oleh TelkomGroup, sepanjang 2014-2018 TELE mampu memberikan kontribusi terhadap Telkomsel baik melalui peningkatan penjualan pulsa maupun melalui peningkatan penetrasi smartphone.
"Di samping itu jalur distribusi TELE juga meningkat, sehingga pada tahun 2018 menjadi salah satu distributor utama dan terbesar Telkomsel. Bagi Telkomsel, berkat berbagai langkah yang dilakukan TelkomGroup termasuk investasi pada TELE telah berhasil memantapkan diri sebagai market leader di industrinya sampai sekarang," tulis manajemen Telkom.
Terkait adanya masalah yang dialami TELE, Perseroan telah mengetahui sejak dilakukan audit konsolidasi TelkomGroup tahun buku 2019, dimama auditor melihat adanya keraguan substantial tentang kemampuan TELE untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Hal itu antara lain saat TELE mengalami defisiensi modal dan total liabilitas lancar telah melebihi total aset; TELE gagal bayar atas pokok pinjaman dan/atau bunganya pada saat jatuh tempo; dan adanya tuntutan dari salah satu kreditor TELE atas Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Adapun sejak dilakukan investasi pada tahun 2014, Perseroan telah melakukan upaya maksimum dalam pengawasan dan monitoring baik secara langsung maupun tidak langsung melalui PINS. Pengawasan dilakukan atas kinerja dan performansi TELE, termasuk memastikan terwujudnya sinergi dengan Telkomsel yang telah memberikan benefit bagi TelkomGroup dengan nilai lebih besar dari nilai investasi awal.
"Hubungan bisnis Perseroan dengan TELE adalah melalui Telkomsel dimana TELE merupakan salah satu distributor voucher pulsa Telkomsel. Di Telkomsel, para mitra distributor diperlakukan secara setara (equal treatment) sesuai mekanisme yang diperjanjikan, diantaranya dengan mempertimbangkan kinerja dari mitra distributor tersebut. Bagi mitra distributor dengan kinerja kurang baik, berpeluang untuk dievaluasi lebih lanjut sesuai kontrak kerja sama," ucap manajemen Telkom. (TIA)