Disamping itu, terdapat juga sektor yang performanya kurang signifikan, misalnya sektor energi dan barang baku.
Melemah sektor energi diakibatkan turunnya harga komoditas batu bara, serta minyak dan gas (Migas).
Contohnya batu bara, telah mengalami penurunan yang signifikan hingga level US$141 per ton (7/7/2023) atau terkoreksi -68,6% jika dibandingkan dengan puncaknya di Semester 3 tahun 2022 pada level US$450 per ton.
Sektor barang baku dan energi yang melemah sejalan dengan potensi turunya permintaan komoditas non migas Indonesia akibat lesunya kondisi ekonomi global.
Suku bunga tinggi di negara maju, seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) membuat industri manufaktur tertekan karena turunnya permintaan. Sedangkan ekonomi China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia juga masih belum menunjukan pemulihan walaupun stimulus telah diberikan untuk membangkitkan sektor industri manufaktur dan properti.