"Kemudian, ada penilaian juga dari Bank Indonesia yang menurunkan proyeksi pertumbuhan di tahun ini turut mempengaruhi persepsi risiko dari pelaku pasar," ucapnya.
Mengenai ramainya investasi Kripto di pasar uang belakangan ini, Reza menyebut hal itu belum terbukti memberikan pengaruh terhadap kondisi pasar modal Indonesia sejauh ini.
"Bisa iya, bisa juga engga. Karena kalau kita bilang berhubungan harus jelas dulu sumber datanya apa yang memperlihatkan adanya peralihan seperti itu, karena namanya perputaran dana investor bisa di instrumen yang sama atau lintas instrumen investasi," tuturnya.
Dia menyebut, penurunan di pasar saham lebih dikarenakan session saat ini pelaku pasar menunggu rilis laporan keuangan emiten, terutama laporan keuangan full year tahun 2020.
"Laporan keuangan ini sudah diantisipasi akan mengalami penurunan sehingga pelaku pasar cenderung meninggalkan pasar saham sambil melihat perkembangan berikutnya," ujarnya. (RAMA)