sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ini Sentimen yang Bikin IHSG Lesu Selama Sepekan

Market news editor Aditya Pratama
23/04/2021 20:41 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan ini minus 1,14 persen, dan hanya bergerak disekitar level 6.000.
Ini Sentimen yang Bikin IHSG Lesu Selama Sepekan (FOTO: MNC Media)
Ini Sentimen yang Bikin IHSG Lesu Selama Sepekan (FOTO: MNC Media)

IDXChannel -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam sepekan ini minus 1,14 persen, dan hanya bergerak disekitar level 6.000.

Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan, sentimen dari global memiliki peranan penting dari melemahnya IHSG selama sepekan ini. Dimulai dari melonjaknya angka positif Covid-19 di India.

"Kalau kita lihat sentimen dari global itu contohnya belum meredanya Covid-19 di sejumlah negara, bahkan beberapa hari terakhir adanya pemberitaan bahwa India mengalami lonjakan kenaikan kasus Covid-19 itu mempengaruhi, berarti dengan kata lain upaya pemulihan global masih jauh dari harapan," ujar Reza kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (23/4/2021).

Sentimen berikutnya, Reza menyebut adanya pemberian rating dari lembaga global terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang tetap dipertahankan di level BBB turut mempengaruhi lesunya IHSG karena outlooknya negatif.

"Nah ini persepsi di pelaku pasar belum terlalu baik," kata dia.

Selain itu, di sentimen global dengan adanya penilaian dari Bank Indonesia yang menurunkan proyeksi pertumbuhan di tahun ini juga menjadi sentimen negatif di pelaku pasar.

"Kemudian, ada penilaian juga dari Bank Indonesia yang menurunkan proyeksi pertumbuhan di tahun ini turut mempengaruhi persepsi risiko dari pelaku pasar," ucapnya.

Mengenai ramainya investasi Kripto di pasar uang belakangan ini, Reza menyebut hal itu belum terbukti memberikan pengaruh terhadap kondisi pasar modal Indonesia sejauh ini. 

"Bisa iya, bisa juga engga. Karena kalau kita bilang berhubungan harus jelas dulu sumber datanya apa yang memperlihatkan adanya peralihan seperti itu, karena namanya perputaran dana investor bisa di instrumen yang sama atau lintas instrumen investasi," tuturnya.

Dia menyebut, penurunan di pasar saham lebih dikarenakan session saat ini pelaku pasar menunggu rilis laporan keuangan emiten, terutama laporan keuangan full year tahun 2020. 

"Laporan keuangan ini sudah diantisipasi akan mengalami penurunan sehingga pelaku pasar cenderung meninggalkan pasar saham sambil melihat perkembangan berikutnya," ujarnya. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement