sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Intip Deretan Saham Potensi Cuan di Semester II-2023

Market news editor Aldo Fernando - Riset
23/06/2023 13:47 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih loyo di penghujung Juni 2023.
Intip Deretan Saham Potensi Cuan di Semester II-2023. (Foto: MNC Media)
Intip Deretan Saham Potensi Cuan di Semester II-2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih loyo di penghujung Juni 2023. Menuju semester kedua, sektor properti, otomotif hingga teknologi berpotensi menawarkan peluang yang menarik bagi investor.  

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per penutupan sesi I Jumat (23/6), IHSG berada di posisi 6.644,81. Indeks acuan tersebut masih merosot 3,00 persen secara year to date (YtD), di tengah minimnya katalis dalam negeri dan ketidakpastian global pasca-pesta komoditas tahun lalu.

IHSG masih berada dalam tren sideways, masih belum mampu kembali mendekati level harian tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) yang disentuh pada 13 September 2022 di angka 7.318,02.

Pengamat pasar saham Michael Yeoh berpendapat, di paruh kedua 2023, tema utama yang akan menjadi penggerak pasar (market) secara global adalah suku bunga.

Saat ini, kata Yeoh, kekhawatiran selama setahun terakhir soal inflasi mulai mereda secara perlahan.

“Penurunan inflasi yang ada di US [Amerika Serikat/AS] membuat [Ketua The Fed Jerome] Powell melunak terhadap kenaikan Fed Rate [suku bunga The Fed],” ujar Michael Yeoh kepada IDXChannel, Jumat (23/6).

Yeoh menambahkan, saat ini, selisih (gap) antara suku bunga The Fed dan Bank Indonesia (BI) tipis, hanya 0,5 persen.

Sedangkan, lanjut Yeoh, dengan potensi suku bunga yang akan tetap dan menurut estimasinya dipangkas ke depan, maka hal tersebut akan mendongkrak kegiatan ekonomi di pasar.

Seiring dengan itu, Yeoh bilang, sektor yang akan mendapatkan katalis positif, di antaranya properti, otomotif, perbankan, dan teknologi.

Properti

Lebih dari 70-80 persen penjualan properti, demikian kata pria yang kerap disapa dengan inisial MY tersebut, terjadi melalui skema KPR (Kredit Pemilikan Rumah).

“Artinya, dengan stabilnya loan growth [pertumbuhan kredit] +9,39% (Mei 2023) dan potensi pemangkasan suku bunga, potensi sales [penjualan] yang terjadi di sektor property juga akan semakin meningkat,” beber Yeoh.

Otomotif

Sektor kedua pilihan Yeoh adalah otomotif. Menurut hemat Yeoh, tingginya tingkat konsumsi masyarakat (usai kenaikan komoditas tahun lalu), sejalan dengan penjualan otomotif di kuartal I dan kuartal II 2023.

“Dan saya melihat potensi kenaikan ini berlanjut di Q3 dan Q4. Dengan tertekannya mata uang dollar, ini tentunya akan menekan cost dari pabrik otomotif,” tambahnya.

Hal tersebut, Yeoh menyebut, didukung pula oleh meningkatnya standar upah minimum, serta potensi penjualan dari keluaran produk baru berteknologi kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement