Perbankan
Ketiga, sektor perbankan yang selama ini menjadi penopang pasar saham dan ekonomi RI.
Untuk sektor ini, Michael mengatakan, liquiditas dari perbankan Indonesia saat ini melimpah, terutama 4 perbankan besar, yakni BBNI, BBCA, BBRI, dan BMRI.
“Mereka memiliki Cost of Fund [biaya dana] yang rendah, atau CASA [dana murah] yang tinggi. yang artinya, dengan potensi pemangkasan suku bunga, loan growth [pertumbuhan kredit] akan meningkat yang akan meningkatkan NIM [net interest margin],” ungkap Yeoh.
Tech sebagai Kuda Hitam
Keempat, sektor teknologi alias tech. Menurut amatan Yeoh, sektor ini bisa menjadi salah satu kuda hitam di sisa tahun ini.
Dirinya memberi gambaran apa yang terjadi di luar negeri, terutama AS, di mana Nasdaq dan perusahaan teknologi lainnya sudah terlebih dahulu rebound.
“Tech merupakan sektor yang paling terdampak dari kenaikan suku bunga. Karena dana-dana dari para investor tech company didapat dari zero interest rate [suku bunga 0 persen], maka cost of fund dari tech company meningkat selama 2 tahun kebelakang,” jelasnya.
Kemudian, lanjut Yeoh, dengan potensi penurunan suku bunga, maka sektor ini bisa dilirik kembali. Namun, Yeoh memberi catatan, pemilihan sektor ini perlu tetap digarisbawahi.
Ini karena, “eranya berbeda dengan era 2020. Tidak semua saham bisa menjadi pilihan, mengingat sektor TECH yang most likely [kemungkinan besar] masih merugi.”
Jadi, simpul Yeoh, utamakan pemilihan saham yg memiliki laba, atau ekosistem, serta pendanaan yg kuat.
Target IHSG di 2023
Yeoh menilai, terdapat sejumlah keunggulan IHSG dibandingkan negara lainnya, seperti PDB yang kuat, belanja konsumen yang tinggi, hingga inflasi yang rendah.
“Dipangkasnya suku bunga diChina, memberikan angin segar bagi perekonomian Indonesia. Diketahui ekspor Indonesia ke China memiliki pengaruh sebesar 25,62%,” kata Yeoh.
Kemudian, Yeoh menyebut, melihat adanya potensi upgrade dari indeks MSCI untuk negara korea, di mana korea diwacanakan untuk naik ke developed markets (DM) dari emerging markets (EM), jika pembobotan Korea yg ada di DM stabil, maka negara EM akan mendapat limpahan likuiditas dari MSCI.
“Saat ini IHSG sedang berada dalam periode sideways yang panjang. di range 6560-6950,” jelas Yeoh.
Sementara, menurut analisis Yeoh, IHSG akan bergerak menembus level sideways di atas dan kemudian menuju ke target 7.135 pada tahun ini. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.