Oleh karena itu, perseroan optimistis industri TIC masih akan terus tumbuh secara eksponensial di masa mendatang seiring adanya kebijakan hilirisasi industri. “Juga pembangunan ekonomi hijau, digitalisasi, pengembangan ekonomi syariah, peningkatan volume perdagangan dan juga peningkatan kesadaran konsumen akan pentingnya sertifikasi,” lanjut Arifin.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur MUTU, Irham Budiman mengatakan bahwa, perseroan berpeluang besar memanfaatkan perkembangan pasar karbon karena potensinya sangat besar.
Sebagai informasi, nilai perdagangan karbon di masa yang akan datang diperkirakan berkisar Rp8.400 triliun. Ke depan, sektor inilah yang akan terus dikembangkan oleh MUTU, termasuk mempersiapkan skema untuk masuk ke dalam ekosistemnya.
“Karena saat ini tren green economy tidak hanya sebatas gas rumah kaca (GRK), melainkan juga berkembang memasuki ekonomi sirkular seperti water footprint, plastik dan lain-lain,” kata Irham.
(DES)