"Bagaimana kita mengira ini akan menjadi hari yang bebas risiko?" kata Andrew Brenner, Kepala Pendapatan Tetap Internasional di NatAlliance Securities. Namun perdagangan itu terjadi pada sesi semalam. Indeks S&P 500 naik sekitar 1 persen. Sedangkan pasar Eropa berakhir diperdagangkan lebih rendah.
Para pedagang mencari indikasi yang lebih jelas, soal apakah akan ada eskalasi dalam konflik di Timur Tengah khususnya setiap langkah yang dilakukan Iran sehingga dapat mengganggu pengiriman minyak melalui Selat Hormuz. Diektahui, Selat tersebut merupakan titik transit penting untuk pasokan minyak global.
Bahkan, Selat Hormuz tahun lalu menyaksikan sekitar 20 juta barel minyak dikirim melalui jalur airnya setiap hari, mewakili sekitar 20 persen dari total pasokan dunia. Sebagian besar minyak itu ditujukan untuk kawasan Asia.
Negara-negara seperti Jepang dan Taiwan bergantung pada Timur Tengah, di mana hampir semua impor minyak mentah mereka sehingga gangguan apa pun terhadap lalu lintas melalui jalur tersebut dapat menimbulkan pukulan ekonomi yang besar. Bahkan, China adalah pembeli minyak Iran terbesar.
Analis lain memperkirakan dampak dari konflik tersebut akan berlangsung relatif singkat. Serangan rudal Iran terhadap pangkalan Amerika berhasil dicegat, sehingga membuka jalan menuju de-eskalasi.