Kedua, Morgan Stanley juga menilai neraca atau balance sheet MTEL lebih kuat dibandingkan dengan kompetitornya.
"Kami memandang ruang untuk perusahaan menara melakukan merger dan akuisisi (M&A) cenderung terbatas mengingat rasio pengungkit/leverage (net debt/EBITDA) mendekati 5x, kecuali MTEL," tulis Morgan Stanley, dalam laporan risetnya.
Dengan rasio net debt/EBITDA kurang dari 2x, jauh lebih rendah dari kompetitornya, MTEL memiliki dua keuntungan utama yaitu memiliki keleluasaan untuk ekspansi serta mendapatkan proteksi yang lebih besar di tengah suku bunga tinggi.
Ketiga, faktor potensi kenaikan Return on Invested Capital (ROIC). Di dunia keuangan, ROIC merepresentasikan seberapa baik suatu perusahaan mengalokasikan modalnya untuk proyek atau investasi yang menguntungkan.
"Sebagaimana yang telah kami sampaikan, ROIC merupakan leading indicator untuk melihat apakah suatu perusahaan akan mengalami re-rating atau de-rating secara valuasi. Setiap perubahan ROIC akan turut mengubah valuasi EV/EBITDA," tulis Morgan Stanley.