EBITDA perseroan juga tumbuh 27,3 persen menjadi Rp12,62 triliun dengan margin 67,38 persen. Solidnya kinerja operasional tersebut berkat kontribusi positif dari strategi melakukan konsolidasi kembali atas tiga ruas jalan tol meliputi ruas Batang-Semarang, Solo Ngawi, dan Ngawi-Kertosono dengan melakukan pembelian kembali atas unit Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) di tahun 2024.
Dalam rangka mengoptimalkan portofolio bisnis perseroan, pada 2024, Jasa Marga telah melakukan aksi korporasi berupa Pendanaan Berbasis Ekuitas (Equity Financing) PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) dengan menggandeng strategic partner untuk mendapatkan sumber pendanaan alternatif berbasis ekuitas.
Perseroan tetap menjadi pengendali utama dan mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham mayoritas pada PT JTT dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen. Perolehan hasil pendanaan digunakan untuk mengoptimalkan struktur modal dan rasio hutang perseroan, sehingga kapasitas dan kondisi keuangan perseroan dalam jangka panjang akan tetap terjaga seiring dengan penyelesaian ruas jalan tol baru.
Ari mengatakan efek positif dari strategi perseroan untuk melakukan penguatan kapasitas keuangan dapat dilihat dari tingkat solvabilitas yang semakin membaik di tahun 2024 dengan Interest Bearing Debt to Total Equity (DER) menjadi 1,04x dan Interest Coverage Ratio (ICR) mencapai 3,13x.
Menurutnya, dengan kemampuan Jasa Marga untuk dapat menjaga rasio covenant di tengah kebutuhan ekspansi bisnis dan ditopang EBITDA perseroan yang selalu bertumbuh dengan baik, maka Debt to EBITDA turun dari 6,9x di 2023 menjadi 4,7x di 2024.
(Rahmat Fiansyah)