Audi juga mencatat bahwa tingginya harga komoditas masih memberikan keuntungan bagi sejumlah emiten-emiten pertambangan, meski ada koreksi dalam beberapa waktu terakhir.
"Sebenarnya ada sedikit keuntungan untuk Indonesia ketika harga komoditas reli, karena kalau dilihat dari data ekspor, kalau kita bandingkan dari tahun-tahun sebelumnya, sebenarnya kenaikan ekspor non-migas ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan khususnya di komoditas batu bara," tegasnya.
Melihat hal ini, Audi meyakini prospek IHSG ke depan masih mendapat dukungan fundamental yang cukup baik. Namun, peluang koreksi ke depannya juga masih terbuka.
"Di sini keliatan pondasi IHSG kita ditopang dengan fundamental ekonomi yang cukup kuat. Ketika ada koreksi ke depannya akan menjadi koreksi yang wajar dan sehat," pungkasnya.
Seperti diketahui, investor asing mencatatkan pembelian bersih secara akumulasi mencapai Rp1,19 triliun, terdiri dari Rp1,13 triliun di pasar reguler, dan Rp56,69 miliar di pasar negosiasi-tunai.