IDXChannel – Saham dengan kapitalisasi pasar menengah atau mid caps punya kinerja hingga prospek menarik yang dapat menjadi saham pilihan para investor menjelang akhir tahun.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham mid caps tergabung dalam sejumlah indeks seperti IDXSMC-LIQUID dan IDXSMC-COMPOSITE dengan kapitalisasi pasar (market cap) berkisar di Rp20 triliun hingga Rp60 triliun.
Dalam indeks tersebut, setidaknya terdapat sekitar 13 emiten yang punya market cap menengah. Adapun emiten-emiten tersebut terdiri dari berbagai sektor.
Salah satunya yaitu sektor batu bara, yang meliputi PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Selain itu, di sektor semen terdapat PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP).
Selain sektor yang disebutkan di atas, contoh lainnya yaitu emiten sektor kesehatan seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) hingga emiten industri kertas yaitu PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP).
Dalam indeks tersebut, emiten dengan market cap terbesar yaitu perusahaan batu bara milik Grup Bakrie, BUMI yang mencapai Rp62,38 triliun.
Emiten lainnya yang punya market cap terbesar selanjutnya yaitu INKP, yaitu mencapai Rp49,79 triliun.
Di lain pihak, emiten mid caps yang market capnya berada di kisaran Rp20 triliun yaitu emiten telco PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan emiten batu bara BRMS.
Menurut data BEI, market cap EXCL sebesar Rp23,68 triliun sedangkan market cap BRMS mencapai Rp23,68 triliun.
Selain itu, emiten tekno seperti PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga masuk dalam kategori mid caps dengan market cap sebesar Rp27,21 triliun. (Lihat tabel di bawah ini).
Kinerja Saham hingga Keuangan Moncer
Meskipun kapitalisasi pasarnya masih tergolong menengah, sejumlah emiten-emiten mid caps di atas punya kinerja saham hingga keuangan yang moncer.
BUMI misalnya, yang mencatatkan kinerja keuangan hingga saham yang paling unggul di antara emiten mid caps lainnya.
Melansir data BEI per Kamis (8/12), kinerja saham BUMI secara year to date (YTD) melesat hingga 158,21 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)
Selain itu, keuangan BUMI juga meroket di periode 9 bulan 2022. Adapun menurut laporan keuangan emiten, BUMI mencatatkan pendapatan bersih yang melesat 109,37 persen secara tahunan (year on year/yoy) sebesar USD1,39 miliar atau setara dengan Rp21,27 triliun dengan asumsi kurs Rp15.247/USD hingga kuartal III tahun ini.
Di samping itu, laba bersih BUMI juga meroket hingga 473,77 persen secara yoy di periode ini. Adapun laba bersih yang dibukukan hingga kuartal III-2022 mencapai USD365,49 juta atau senilai Rp5,57 triliun.
Meroketnya laba bersih BUMI ditopang oleh melesatnya berbagai segmen pendapatan bersih perusahaan. Penjualan batu bara pihak ketiga dari segmen ekspor dan lokal masing-masing melesat hingga 120,26 persen dan 101,20 persen secara yoy.