sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Bagaimana Pergerakan IHSG?

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
20/10/2022 06:22 WIB
Audi membaca pasar akan lebih percaya diri apabila IHSG mampu breakout di level 6.900 sebagai konfirmasi kenaikan di masa depan.
Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Bagaimana Pergerakan IHSG? (FOTO:MNC Media)
Jelang Pengumuman Suku Bunga BI, Bagaimana Pergerakan IHSG? (FOTO:MNC Media)


IDXChannel - Jelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia (BI), pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup fluktuatif dalam tiga hari terakhir.

Kendati indeks mampu mempertahankan kenaikan dalam tiga sesi penutupan secara beruntun, tetapi upaya mendarat di zona hijau tak terlepas dari riwayat koreksi bertubi-tubi yang terjadi sepanjang minggu lalu.

Surplus neraca perdagangan periode September 2022 sebesar USD4,99 miliar menjadi katalis positif yang mendongkrak indeks sejak Senin lalu. Namun, bukan hal yang baru jika pengumuman suku bunga BI ditambah proyeksi kenaikan 50-75 bps bakal membatasi optimisme itu.

"Untuk saat ini kita masih menunggu terkait dengan kabar keputusan suku bunga, saya pikir ini akan kembali menekan setelah naik karena pengumuman neraca perdagangan kemarin," kata Pengamat Pasar Modal, Oktavianus Audi, di Jakarta, dikutip Kamis (20/10/2022).

Secara teknikal, IHSG mengalami rebound setelah menyentuh level terendah pekan ini di 6.747,38, serta sempat melejit hingga 6.891,98.

Audi membaca pasar akan lebih percaya diri apabila IHSG mampu breakout di level 6.900 sebagai konfirmasi kenaikan di masa depan.

"Karena memeng level 6.900 ini menjadi resitance, dan bisa jadi confirm IHSG bisa naik lagi," terangnya.

Peningkatan suku bunga menjadi fokus utama pasar lantaran kabar tersebut dikhawatirkan bakal memupus harapan IHSG masuk di area psikologis 7.000.

Audi menimbang apabila BI tetap mengerek suku bunga sebagai bagian dari perjuangan mereka untuk mengendalikan inflasi, maka hal itu bisa jadi pemberat. Namun, pandangan BI ihwal makro ekonomi yang ke depan dinilai bakal menjadi penyeimbang.

"Kalau ternyata keputusannya dinaikkan dan sesuai ekspektasi, kemungkinan market akan bisa tertekan, tapi paling akan di situ-situ aja," pungkasnya.



(SAN)

Advertisement
Advertisement