Namun, jika seorang investor tipe moderat, maka bisa mencoba instrumen yang risikonya menengah tapi menawarkan imbal hasil lebih tinggi dari deposito, yakni surat utang (obligasi) ritel, surat utang syariah (sukuk) ritel, emas, reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, dan emas.
Tetapi, bagi investor dengan profil agresif, momentum resesi ekonomi ini bisa menjadi peluang untuk menambah portofolio risiko tinggi dengan imbal hasil lebih besar pula, seperti saham dan reksa dana saham. Alasannya, banyak saham yang memiliki kinerja bagus dan kapitalisasi yang harganya turun.
Namun, ia memberikan catatan bagi para investor agresif ini. Pertama, investasi pada saham dan reksa dana saham tersebut dilakukan untuk jangka panjang 2-3 tahun.
Kedua, ia menilai sebaiknya investasi pada saham dan reksa dana saham dilakukan secara bertahap setiap bulannya sembari memantau kondisi perekonomian. Investor tidak dianjurkan membeli portofolio saham dan reksa dana saham dalam jumlah jumbo sekaligus, kecuali sudah berpengalaman.
4. Tata Ulang Portofolio Investasi
Bagi investor yang sudah lebih dulu terjun pada dunia investasi, ia menganjurkan melakukan rebalancing atau menata ulang portofolio investasi.
Terlebih dulu, investor bisa mengevaluasi performa investasinya di tengah resesi ekonomi ini. Rebalancing ini bertujuan mengurangi risiko kerugian pada aset-aset yang kinerjanya turun akibat pandemi covid-19 dan resesi ekonomi.
Sebagai contoh bila Anda mempunyai 75 persen investasi di pasar saham, dan 25 persen dalam bentuk tabungan serta logam mulia.
Boleh saja, yang di pasar saham ini, untuk menghindari drop (kerugian) bisa rebalancing tadinya 75 persen jadi dikurangi 50 persen atau 30 persen, sisanya ke obligasi atau emas.
5. Alokasi investasi
Terakhir, saran investasi dilakukan jika masyarakat sudah mampu mencukupi kebutuhan primer sehari-hari. Apabila ada uang lebih dan masyarakat sudah memiliki dana darurat, maka idealnya investasi bisa dilakukan.
Bila misalnya finansial untuk kebutuhan sehari-hari belum bisa tercukupi semuanya sebaiknya jangan dulu. Investasi kalau semua kebutuhan tercukupi dan masih ada uang lebih sehingga tidak ada issue (masalah untuk kebutuhan primer).