sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kalbe Farma (KLBF) Rilis Fasilitas Produksi Dialyzer Pertama di Indonesia

Market news editor Taufan Sukma Abdi Putra
18/12/2024 16:59 WIB
dialyzer sendiri merupakan bahan habis pakai (consumables) penting dalam tindakan cuci darah (hemodialisis).
Kalbe Farma (KLBF) Rilis Fasilitas Produksi Dialyzer Pertama di Indonesia (foto: MNC media)
Kalbe Farma (KLBF) Rilis Fasilitas Produksi Dialyzer Pertama di Indonesia (foto: MNC media)

IDXChannel - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) resmi merilis fasilitas produksi dialyzer pertama di Indonesia, yang dikelola melalui salah satu anak usahanya, yaitu PT Forsta Kalmedic Global (FKG).

Saat ini, pihak KLBF maupun FKG masih fokus dalam mempromosikan produk tersebut ke berbagai pihak, termasuk pemerintah dan juga kalangan pengelola Rumah Sakit yang bakal menjadi rekanan dalam mendistribusikan produk tersebut ke masyarakat.

Rencananya, proses produksi dan penjualan secara komersial baru akan dilakukan mulai Januari 2025 mendatang.

"Kami akan mulai memproduksi dan penjualan secara komersial mulai Januari 2025," ujar Direktur FKG, Yvone Astri Della Sijabat, dalam keterangan resminya, Rabu (19/12/2024).

Sebagai informasi, dialyzer sendiri merupakan bahan habis pakai (consumables) penting dalam tindakan cuci darah (hemodialisis).

Dengan fasilitas produksi baru ini, KLBF melalui FKG tercatat sebagai produsen kedua di Asia Tenggara yang memiliki fasilitas produksi dialyzer.

"Ini merupakan bentuk sumbangsih sekaligus wujud komitmen Kalbe Farma Group dalam mendorong kemandirian industri kesehatan dalam negeri," ujar Yvone.

Menurut Yvone, Dialyzer Forsta yang terdaftar menggunakan nama RenaCare, dipasarkan oleh PT Renalmed Tiara Utama.

Dialyzer RenaCare saat ini telah diproduksi menggunakan komponen lokal dengan estimasi nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen.

Yvone menjelaskan, ada sejumlah manfaat dari kemandirian industri hemodialisa di berbagai sektor.

Pada sektor ekonomi, misalnya, dapat mengurangi impor dan menciptakan lapangan kerja. Sedangkan dalam hal kesehatan, dapat membantu ketersediaan alat yang semakin terjangkau dan efisiensi pasokan alat kesehatan.

"Sementara dalam pandangan yang lebih luas, pada sektor ketahanan nasional, produksi lokal dialyzer ini tentu memperkuat ketahanan nasional, dengan memastikan ketersediaan produk tetap stabil dan layanan kesehatan berlanjut meski terjadi krisis global," ujar Yvone.

Tak hanya itu, produksi lokal dialyzer juga menghilangkan bea impor dan biaya pengiriman internasional, sehingga harga lebih terjangkau dan biaya perawatan hemodialisis menjadi lebih aksesibel bagi pasien dan fasilitas kesehatan.

Di lain pihak, produksi lokal dialyzer juga  mengurangi ketergantungan impor, memastikan ketersediaan produk, menghindari gangguan rantai pasok global, dan menekan dampak fluktuasi nilai tukar.

Dikatakan Yvone, pihaknya sejauh ini telah melakukan transfer teknologi dengan mitra dari Italia. Penandatanganan kerja sama maupun launching produk ini, dilakukan dalam ajang bergengsi dunia yakni di MEDICA, Jerman.

Pada momen tersebut, Forsta mendapatkan dukungan dari Kemendag, Atase Perdagangan Hamburg, KBRI di Berlin, Kemlu. Selain itu, juga disaksikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Jerman yang juga adalah Wakil Menteri Luar Negeri 3, Arif Havas Oegroseno.

Dialyzer produksi Forsta pun meraih Penghargaan Karya Anak Bangsa oleh Kemenkes, sebagai Fasilitas Produksi Dialyzer Pertama di Indonesia.

"Dialyzer juga telah meraih sertifikasi CPAKB (cara pembuatan alat kesehatan yang baik) dari Kementerian Kesehatan," ujar Yvone.

(taufan sukma)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement