Yulistyo Pratomo
IDXChannel - Sebanyak 19 perusahaan di Indonesia telah melaksanakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HETD) atau Rights Issue. Sedangkan sisanya, yakni delapan emiten melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHETD) atau Private Placement.
Terdapat dua faktor yang menyebabkan emiten-emiten tersebut melakukan aksi korporasi, yakni mendapatkan dana segar tanpa beban bunga di masa mendatang sehingga dapat membantu kinerja keuangannya tetap positif sepanjang tahun.
Faktor berikutnya adalah untuk meningkatkan produktivitas perseroan atau melakukan ekspansi demi meningkatkan peluang pendapatan baru bagi usahanya. Ekspansi bisa berupa pembangunan sebuah fasilitas baru.
Pada catatan Bursa Efek (BEI) Indonesia sampai dengan 30 November 2022, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) masih menjadi emiten yang melakukan rights issue jumbo sepanjang 2022, di mana IATA menerbitkan sebanyak 14,8 miliar saham baru dengan harga 180.
Kemudian disusul dengan PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) yang berencana menerbitkan 13,12 miliar saham baru. Masing-masing saham tersebut ditawarkan kepada publik dengan harga 500.
Tidak ketinggalan PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) yang menerbitkan sebanyak 10,9 miliar saham baru kepada publik, dengan harga penawaran Rp110. Di bawahnya terdapat PT Allo Bank Indonesia Tbk dengan menerbitkan 10,05 miliar saham baru senilai Rp478 per sahamnya.
