"Kami menyisir berbagai alternatif pendanaan, di antaranya pelepasan saham perdana atau IPO (initial public offering) ini untuk mendukung rencana pengembangan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang," ujar Nelwin, Kamis (16/2/2023).
Dalam IPO kali ini, PGE telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, dan PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. PGE juga menunjuk CLSA, Credit Suisse, dan HSBC sebagai international selling agents.
Rencananya, dari total Rp9,78 triliun dana segar yang berpotensi didapat dari pelaksanaan IPO, bakal digunakan oleh anak usaha PT Pertamina (Persero) di bawah Subholding Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) itu untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex).
Menurut Nelwin, pada tahun ini PGE telah menganggarkan belanja modal untuk investasi baru sebesar USD250 juta, dari belanja modal yang hanya sebesar USD60 juta pada 2022.
Selanjutnya, pada 2024, PGE juga menyiapkan investasi baru senilai total USD350 juta. Jika ditotal, PGE meyiapkan keseluruhan investasi senilai USD1,6 miliar sepanjang 2023-2027.