IDXChannel—Kapan sebaiknya cut loss saham? Dalam investasi saham, cut loss adalah aksi menjual saham yang harganya tengah menurun dari harga pembelian—atau merugi—untuk menghentikan kerugian lebih dalam.
Cut loss adalah strategi penting yang harus dipelajari terutama oleh para trader yang melakukan jual beli saham dalam jangka pendek. Sementara investor tidak begitu memerlukan cut loss kecuali karena alasan-alasan fundamental.
Bagi trader yang menargetkan keuntungan sebanyak-banyaknya dalam jangka pendek, take profit (ambil keuntungan dengan jual saham) dan cut loss (menekan kerugian dengan jual saham) adalah dua hal dasar dan penting yang harus dipelajari.
Profit taking dan cut loss sekilas tampak gampang dilakukan karena intinya trader hanya harus menjual sahamnya, baik untuk merealisasikan keuntungan ataupun untuk menyetop kerugian berjalan. Namun dalam praktiknya, trader sering dibutakan oleh emosinya sendiri.
Saat dia harus profit taking di harga yang bagus, bisa saja trader tergoda ingin mendapatkan keuntungan lebih besar lagi, sehingga bukannya menjual dan merealisasikan profit, dia malah mendiamkan sahamnya.
Sama halnya ketika trader harus cut loss, ketika harga sahamnya sudah menurun melewati batas, bukannya segera menjual sahamnya, dia malah menyangkal kondisi dan memaksakan diri untuk optimistis, dan merasa sahamnya bisa saja naik harga dalam waktu dekat.
Keputusan untuk profit taking dan cut loss harus diambil secara rasional, dan diputuskan secara objektif. Seringkali, trader terlalu terikat secara emosional pada ekspektasinya sendiri, lalu pengambilan keputusannya jadi bias karena dilandasi oleh emosi.
Lalu bagaimana dan kapan sebaiknya cut loss saham? Merangkum beragam sumber, berikut ini adalah waktu dan kondisi yang tepat untuk melakukan cut loss saham.
Kapan Sebaiknya Cut Loss Saham?
Melansir BRI Danareksa Sekuritas (26/8/2025), ada beberapa kondisi di mana trader dapat, bahkan dianjurkan, melakukan cutloss. Yakni:
1. Ketika Harga Turun hingga Batas Kerugian
Saat melakukan trading, seorang trader harus punya target harga masuk (beli) dan harga jual untuk take profit, juga target batasan harga cut loss. Ketika harga turun menyentuh batasan cut loss yang dibuatnya sendiri, pada saat itulah trader harus cut loss.
Batasan harga cut loss bisa ditentukan sesuai kesanggupan masing-masing. Namun umumnya trader mengenakan batasan penurunan 5-10 persen dari harga beli, jika harga sudah berada di level ini, trader akan segera menjual semua sahamnya sesuai rencana.
2. Saat Terjadi Perubahan Fundamental
Trader biasanya tidak begitu mengutamakan fundamental emiten selama pergerakan harga dan volume perdagangannya masih menarik. Namun jika terjadi perubahan fundamental yang besar, terlebih jika perubahannya bersifat negatif, maka cut loss dapat dipertimbangkan.
Mengapa? Karena perubahan fundamental secara signifikan dapat memengaruhi pergerakan harga saham ke arah negatif. Jika harganya sudah jatuh, maka perubahan fundamental ini dapat memperparah penurunan.
3. Trend-nya Berubah Jadi Downtren
Pergerakan saham membentuk tren, dan tidak setiat saat tren saham bergerak ke atas. Setelah tiba di harga puncak, biasanya investor mulai ingin merealisasikan keuntungannya dengan profit taking.
Aksi profit taking ini dapat terjadi secara beruntun dalam beberapa hari. Jika pemain besar sudah melepas saham dalam jumlah besar, maka penurunan harganya bisa makin dalam. Pada saat inilah trader dapat mempertimbangkan untuk cut loss.
Indikasinya dapat dilihat dari level support terdekat, jika level support pertama sudah ditembus (breakdown), maka ada kemungkinan level support berikutnya dapat dijebol pula. Breakdown support terdekat dapat dijadikan sinyal pertama untuk cut loss.
Pada masa-masa ini biasanya trader merasa dilema. Pada satu sisi dia berharap harga sahamnya dapat naik agar kerugiannya berkurang, tapi pada satu sisi lainnya dia pun mencemaskan penurunan harga lebih dalam.
Tak sedikit yang kalah pada ekspektasi semu, berharap harga sahamnya akan naik perlahan karena tidak rela melihat kerugian, lalu memutuskan untuk tidak cut loss, dan akhirnya kerugiannya makin dalam.
4. Portofolio Tidak Seimbang
Portofolio harus diatur ketat, karena portofolio menunjukkan rata-rata rugi atau untung. Dari 100 persen modal yang Anda keluarkan untuk investasi, baik di emas/reksa dana/obligasi/saham, jika seluruh portofolio Anda merah, berarti rata-rata Anda merugi.
Biarpun Anda memiliki beberapa saham yang harganya hijau, jika portofolio Anda merah berarti ada beberapa instrumen investasi yang porsinya sangat besar dan harganya tengah jatuh.
Trader Profesional Ellen May yang kerap membagikan tip trading saham menyebutkan, cut loss sebenarnya dapat dilakukan kapan saja sesuai kehendak masing-masing. Namun yang jelas, trader harus memikirkan dampak psikologisnya.
Dia mengatakan trader harus mempertimbangkan porsi kepemilikan saham yang bersangkutan. Jika trader memiliki hanya satu saham dan harganya tengah anjlok, maka cut loss dapat berampak besar pada mental dan finansial trader.
Namun jika trader cut loss pada saham yang proporsinya hanya 5-10 persen dari total portofolionya, maka kerugiannya masih dapat ditekan. Karena masih ada 90-95 persen aset lain yang kinerjanya masih baik.
Itulah penjelasan singkat tentang kapan sebaiknya cut loss saham.
(Nadya Kurnia)