"Lokasinya strategis dekat Pelabuhan Patimban, jaringan tol Trans Jawa, Bandara Kertajati, dan rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya," katanya.
Dengan portofolio ini, kata dia, aset-aset milik Surya Internusa semakin matang dan membuka peluang untuk dimonetisasi. Dia pun menghitung RNAV SSIA pada 2025 mencapai Rp3.300 per saham.
Valuasi tersebut mencakup kawasan industri (Rp9,44 triliun), properti investasi (Rp4,06 triliun), jasa konstruksi (Rp430 miliar), dan kas setelah dikurangi utang (Rp1,7 triliun).
(Rahmat Fiansyah)