IDXChannel - Presiden China, Xi Jinping, secara resmi telah terpilih untuk periode ketiga kalinya sebagai pemimpin tertinggi Negeri Tirai Bambu. Sayang, kepastian ini lebih banyak direspon negatif oleh para pakar ekonomi, termasuk dari kalangan pelaku pasar modal domestik dan internasional.
Salah satu yang menjadi kekhawatiran adalah terkait kebijakan Xi Jinping yang cenderung gemar mengintervensi kinerja sektor ekonomi dan dunia usaha, sehingga kerap kali berimbas buruk terhadap perekonomian secara keseluruhan.
Misalnya saja tentang kengototan Jinping untuk tetap menerapkan kebijakan zero COVID-19, padahal terbukti benar-benar menekan perekonomian nasional China hingga terbenam dalam zona deflasi.
Namun, tiga periode kepemimpinan Presiden China Xi Jinping membuat investor takut. Keterlibatan negara yang lebih besar dalam perekonomian menjadi persoalan.
Dengan beragam pertimbangan tersebut, kembali naik tahtanya Xi Jinping pun disambut dengan aksi jual aset yang marak dilakukan oleh pelaku pasar, seiring dengan kekecewaan atas hasil Kongres Partai Komunis yang menunjuk kembali Jinping sebagai Sekretaris Jenderal, sekaligus melanggengkan kekuasaan Sang Presiden.