Suryo berharap penandatanganan ini bisa segera ditindaklanjut ke tahap berikutnya, sehingga prototype kendaraan bisa dikembangkan pada akhir tahun 2022.
Sementara itu, Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menjelaskan bahwa kerjasama ini didasari oleh keahlian masing-masing perusahaan.
“Kami berkolaborasi, yang dimiliki oleh INKA adalah membuat kendaraan berbasis listrik. PTBA memiliki keahlian sebagai operator tambang, ini bagaimana supaya bisa berhasil sehingga bisa kembangkan kendaraan tambang berbasis listrik.” terang Budi.
Sebagai catatan, sampai saat ini PTBA memiliki sejumlah program untuk menekan emisi karbon, antara lain mengubah alat pertambangan berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar listrik lewat program Eco Mechanized Mining (e-MM), dan mengganti kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik.
PTBA juga melakukan reforestasi pada lahan bekas tambang dengan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB). Kerja sama ini dilakukan untuk melakukan studi terkait tanaman yang mampu mereduksi emisi karbon di udara.