Meskipun secara rilis kinerja emiten-emiten di Indonesia membukukan kenaikan, namun hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh reli pasar saham yang menembus angka 7.300.
"Disamping itu juga kalau kita lihat indikator RSI nya memang pergerakan bursa saham kita ini cenderung membentuk koreksi negatif yang artinya sejak bulan Agustus pasar saham yang sudah terus menaik dan disaat yang sama RSI terus menurun," jelasnya.
Dengan adanya krisis energi hingga ekonomi, hal itu yang membuat pelaku pasar semakin yakin tekanan semakin besar di ekonomi dan perlambatan di AS sudah terlihat.
Untuk saat ini, investor memang tidak bisa melakukan agresif buying, harus secara bertahap dan juga selektif karena Indonesia juga sudah melakukan kenaikan suku bunga yang cukup signifikan.
"Para investor juga disarankan memilih sektor yang tidak sensitif terhadap kenaikan suku bunga atau perbankan, mungkin kita bisa memilih perbankan yang lebih resilien terhadap kenaikan suku bunga," katanya.