Paket ini mencakup bantuan sosial, subsidi gaji, dan potongan biaya transportasi bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Dengan daya beli yang tetap kuat, emiten konsumer seperti ICBP dan AMRT diperkirakan akan memperoleh manfaat langsung.
Sebaliknya, sektor perbankan dinilai berpotensi underperform, menyusul data laba bersih industri per April 2025 yang hanya tumbuh 0,5 persen YoY.
Margin bunga bersih yang menipis, biaya operasional yang tinggi terutama di BMRI dan BBRI serta ketatnya likuiditas menjadi tantangan utama bagi perbankan. Meskipun pemangkasan suku bunga dapat memberikan sedikit ruang bernapas, prospek revaluasi sektor ini masih terbatas.
Target IHSG akhir tahun tetap 6.900
Meski saat ini berada dekat skenario bull case, target fundamental IHSG hingga akhir 2025 tetap dipertahankan di 6.900. Ini sejalan dengan proyeksi pertumbuhan laba per saham (EPS) hanya 0,8 persen yang merupakan terendah di kawasan Asia.
"Valuasi IHSG saat ini merefleksikan PE sebesar 12x untuk FY25, di bawah rata-rata kawasan sebesar 13,3x. Rasio PEG IHSG pun tercatat sangat tinggi di 15,0x, jauh di atas rata-rata regional sebesar 2,1x," tulis riset tersebut.