sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ketularan Banyak ‘Drama’ Ekonomi,  IHSG Sanggup Balik ke 7.000?

Market news editor Aldo Fernando - Riset
12/10/2022 12:46 WIB
Inflasi tinggi, kenaikan suku bunga, hingga resesi menghiasi headline pemberitaan akhir-akhir ini.
Ketularan Banyak ‘Drama’ Ekonomi,  IHSG Sanggup Balik ke 7.000? (Foto: MNC Media)
Ketularan Banyak ‘Drama’ Ekonomi,  IHSG Sanggup Balik ke 7.000? (Foto: MNC Media)

IHSG dan Divergensi

Sementara, analis senior di Samuel Sekuritas Indonesia M. Alfatih berpendapat, IHSG mengalami divergensi (cenderung berbeda arah) dengan dengan indeks saham global MSCI.

Menurut penjelasan Alfatih, ketika saham global mulai mengalami tren penurunan sejak Oktober 2021, IHSG masih tetap dalam tren naik sejak Maret 2020, yakni saat pandemi Covid menekan indeks acuan saham Tanah Air tersebut.

Saat itu, demikian ujar Alfatih, bank sentral AS (The Fed) sudah mulai menyebut bakal memulai tapering, yaitu mengurangi pembelian pembelian obligasi pemerintah AS, merespons tingginya likuiditas yang beredar.

Lalu, Alfatih melanjutkan, tapering tersebut disusul oleh tingginya inflasi “dan perang Rusia-Ukraina yang semakin meningkatkan inflasi.”

Lebih lanjut, menurut amatan Alfatih, IHSG juga mengalami divergensi dari saham negara berkembang globalMSCI, “yang sudah turun sejak awal 2021, terpukul akibat kondisi Covid.”

“Dalam setahun terakhir, hal yang paling dominan untuk kenaikan IHSG adalah kuatnya harga-harga komoditas akibat supply chain [rantai pasok] terganggu karena Covid dan diperparah oleh kondisi geopolitik di Eropa timur,” tutur Alfatih saat menjawab pertanyaan dari IDXChannel, Rabu (12/10).

Saat ini, masih mengutip Alfatih, harga komoditas terlihat mulai melemah sehingga mengurangi faktor positif yang RI punya selama ini. “Juga inflasi mulai menguat, setelah selama ini berhasil dijaga rendah,” imbuh Alfatih.

Mungkinkah Kembali ke 7.000?

Menurut hemat Alfatih, IHSG kemungkinan masih akan melemah ke arah 6.850, lalu sekitar posisi 6.750.

Alfatih mengestimasi, level pivot (titik potensi pembalikan/reversal) di 7.030. “[J]ika indeks dapat menguat di atas level ini maka trend turun sejak September 2022 dapat berkurang,” pungkas Alfatih.

Sementara, Hans masih optimistis indeks saham acuan RI tersebut akan kembali ke level psikologis 7.100-7.200 di akhir Desember.

Investor asing, kata Hans, juga akan kembali ke pasar saham RI seiring dengan aksi The Fed yang diproyeksi tidak akan seagresif bulan-bulan sebelumnya dalam menaikkan suku bunga.

Sebagai informasi, kendati ‘cabut’ sebulan terakhir, investor asing masih melakukan pembelian bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp62,81 triliun secara ytd. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement