IDXChannel - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) berhasil menurunkan rugi bersih secara signifikan per Desember 2022. Rugi perseroan tercatat turun 74,23% menjadi Rp77,44 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp300,60 miliar.
Seiring dengan turunnya rugi bersih, pengelola gerai KFC ini mengantongi pendapatan sebesar Rp5,85 triliun, naik 21,00% dari sebelumnya sebesar Rp4,84 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip pada Selasa (4/4/2023), pendapatan segmen makanan dan minuman tercatat sebesar Rp5,81 triliun, komisi atas penjualan konsinyasi sebesar Rp37,85 miliar, dan jasa layanan antar mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,70 miliar.
Sementara berdasarkan wilayahnya, restaurant support center (RSC) Jakarta berkontribusi sebesar Rp2,13 triliun, RSC Medan sebesar Rp409,66 miliar, RSC Makassar sebesar Rp698,94 miliar, RSC Palembang sebesar Rp454,89 miliar, RSC Bandung sebesar Rp428,02 miliar, dan RSC lainnya berkontribusi sebesar Rp1,73 triliun.
Dari sisi pengeluaran, FAST mencatatkan beban pokok penjualan sebesar Rp2,19 triliun, naik dari sebelumnya Rp1,90 triliun. Sementara itu, beban penjualan dan distribusi tercatat sebesar Rp3,02 triliun, beban umum dan administrasi sebesar Rp744,70 miliar, serta beban operasi lainnya sebesar Rp20,87 miliar.
Total nilai aset perseroan per Desember 2022 tercatat sebesar Rp3,50 triliun, naik 9,17% dari posisi akhir Desember 2021 yang sebesar Rp3,50 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp2,76 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,06 triliun.
Tahun 2022 lalu, perseroan lebih berfokus untuk membuka gerai freestanding atau independent store. Dengan kenaikan harga bahan bangunan, perseroan tetap mengupayakan desain gerai yang lebih simple tanpa mengurangi brand KFC itu sendiri.
Selain itu, FAST juga bekerja sama dengan landlord terkait belanja modal atau capital expenditure (capex) di lapangan tanpa mengurangi kualitas bangunan dan standar KFC sesuai dengan metode pelaksanaan.
Manajemen perseroan menyatakan akan terus membuka gerai baru walaupun inflasi tinggi, melalui kerja sama dengan dengan lebih banyak landlord untuk mendapatkan harga yang lebih rendah dan lokasi yang lebih baik.
(YNA)