Laba tertekan insentif sementara dan utilisasi rendah
Laba bersih BIRD turun menjadi Rp147 miliar pada kuartal III, atau turun 13,5 persen QoQ dan 15,1 persen YoY. Margin laba menurun menjadi 10,2 persen, terutama dipengaruhi kenaikan biaya operasional dari pemberian insentif sementara untuk pengemudi, beban penyusutan yang lebih tinggi, serta level utilisasi yang lebih rendah.
Per September 2025, laba bersih mencapai Rp483 miliar, tumbuh 10,6 persen YoY namun sedikit di bawah estimasi internal. Kondisi ini membuat analis Samuel Sekuritas memangkas proyeksi pendapatan BIRD untuk 2025-2027 sebesar 2,5-3,4 persen dan menurunkan estimasi laba bersih sebesar 6,1-7,4 persen.
Prospek BIRD pada kuartal IV-2025 dinilai lebih positif seiring meningkatnya kebutuhan mobilitas di musim hujan serta tingginya aktivitas perjalanan pada masa libur akhir tahun.
Segmen non-taksi diproyeksikan menjadi motor pertumbuhan utama dengan CAGR 24,3 persen pada 2025-2027, terutama dari bisnis rental dan shuttle.
Sementara itu, bisnis taksi diperkirakan tetap tumbuh di level low teens, didorong penerapan dynamic pricing serta berkurangnya insentif agresif dari kompetitor.