IDXChannel - PT Blue Bird Tbk (BIRD) mencatat kinerja yang solid di sisi pendapatan pada kuartal III-2025, meski menghadapi tekanan jangka pendek akibat aksi protes yang sempat menurunkan mobilitas masyarakat.
Samuel Sekuritas dalam riset terbarunya Selasa (18/11/2025) mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham BIRD dengan target harga Rp2.900. Ini mencerminkan potensi kenaikan hampir 65 persen dari level saat ini.
Hingga kuartal III-2025, BIRD membukukan pendapatan Rp1,45 triliun, tumbuh 6 persen secara kuartalan dan 8,5 persen secara tahunan.
Peningkatan jumlah hari kerja mendorong permintaan layanan taksi, sehingga mampu mengimbangi pelemahan mobilitas yang terjadi selama sekitar satu minggu akibat protes dan peningkatan aktivitas work from home.
Segmen non-taksi mencatat pertumbuhan terbatas. Kinerja Cititrans masih positif, tetapi tertahan oleh penurunan volume Bigbird. Secara kumulatif, pendapatan 9 bulan pertama 2025 mencapai Rp4,12 triliun, naik 12,4 persen secara tahunan, sedikit di bawah proyeksi Samuel Sekuritas namun masih sejalan dengan konsensus pasar.
Laba tertekan insentif sementara dan utilisasi rendah
Laba bersih BIRD turun menjadi Rp147 miliar pada kuartal III, atau turun 13,5 persen QoQ dan 15,1 persen YoY. Margin laba menurun menjadi 10,2 persen, terutama dipengaruhi kenaikan biaya operasional dari pemberian insentif sementara untuk pengemudi, beban penyusutan yang lebih tinggi, serta level utilisasi yang lebih rendah.
Per September 2025, laba bersih mencapai Rp483 miliar, tumbuh 10,6 persen YoY namun sedikit di bawah estimasi internal. Kondisi ini membuat analis Samuel Sekuritas memangkas proyeksi pendapatan BIRD untuk 2025-2027 sebesar 2,5-3,4 persen dan menurunkan estimasi laba bersih sebesar 6,1-7,4 persen.
Prospek BIRD pada kuartal IV-2025 dinilai lebih positif seiring meningkatnya kebutuhan mobilitas di musim hujan serta tingginya aktivitas perjalanan pada masa libur akhir tahun.
Segmen non-taksi diproyeksikan menjadi motor pertumbuhan utama dengan CAGR 24,3 persen pada 2025-2027, terutama dari bisnis rental dan shuttle.
Sementara itu, bisnis taksi diperkirakan tetap tumbuh di level low teens, didorong penerapan dynamic pricing serta berkurangnya insentif agresif dari kompetitor.
Namun demikian, tekanan kompetitif tetap perlu diwaspadai, terutama dari layanan Green SM yang menawarkan tarif 30-40 persen lebih murah dan kembalinya Express Taxi ke pasar.
Rekomendasi BUY, valuasi masih menarik
Meski terjadi pemangkasan estimasi laba, Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY untuk BIRD. Valuasi saham dinilai sangat menarik, dengan P/E sekitar 5,3 kali, atau 55 persen lebih rendah dari rata-rata industri serta pertumbuhan EPS 21,2 persen dan dividend yield sekitar 8,2 persen.
Target harga Rp2.900 diperoleh dari pendekatan DCF dengan WACC 10,3 persen dan terminal growth 4 persen, serta penilaian P/E. Nilai EV per taksi perseroan juga berada di kisaran USD14 ribu, semakin menegaskan undervaluasi saham BIRD di pasar.
Adapun risiko-risiko yang perlu diperhatikan mencakup penurunan volume permintaan, potensi kembalinya strategi bakar uang dari pemain ride-hailing, serta kemungkinan kenaikan harga bahan bakar.
(DESI ANGRIANI)