"Ditopang oleh faktor musiman dan ekspansi produk mass-market sekaligus mengontrol biaya sehingga margin EBITDA terjaga," kata Adrian.
Sementara itu, kata Adrian, langkah GOTO melakukan efisiensi biaya dalam 1-2 tahun terakhir berdampak pada penurunan basis pengguna yang cukup signifikan, terutama mereka yang sensitif dengan harga. Sejak akhir 2022, GOTO kembali fokus untuk menggarap segmen lewat program "Hemat" yang mulai terlihat pada kuartal II-2024.
"Lewat model bisnis marketplace, manajemen menekankan pentingnya flywheel effects di mana makin banyak pengguna maka makin banyak pesanan, sehingga bisa menghasilkan lebih banyak pendapatan, meski penting ditekankan untuk tetap menekan biaya," katanya.
Adrian berpandangan, fokus GOTO kembali ke mass-market akan mengurangi tingkat profitabilitas perseroan. Namun, kata Adrian, manajemen ingin mendorong cross-selling terutama lewat produk jasa keuangan.
Mandiri Sekuritas tetap mempertahankan rating BUY pada saham GOTO dengan target harga Rp125. Dengan harga saham GOTO saat ini di level Rp52, maka ada potensi kenaikan harga (upside) sekitar 140 persen. Selain faktor kinerja, rencana manajemen untuk melakukan buyback saham menjadi katalis positif bagi saham GOTO.
(Rahmat Fiansyah)