Di sisi lain, PGAS mencatat penurunan volume niaga gas sebesar 9 persen dari sebelumnya 932 BBTUD menjadi 841 BBTUD, yang utamanya disebabkan oleh kondisi keterbatasan pasokan gas, yang disebabkan penurunan volume dari pemasok di wilayah Sumatera dan Jawa. Adanya libur lebaran pada kuartal II 2024 juga menjadi salah satu penyebab penurunan volume niaga gas perseroan.
“Namun tantangan pasokan gas tersebut telah diantisipasi oleh perseroan dengan mulai menambah pasokan LNG. Sepanjang enam bulan pertama tahun 2024, pasokan gas PGN mayoritas dari gas pipa atau 99,6 persen, sementara sisanya dari LNG atau 0,4 persen,” ujar Ratih.
Dari sisi segmen bisnis hulu, sampai dengan akhir semester I-2024, pencapaian volume lifting migas tercatat turun terutama dipengaruhi oleh penurunan lifting dari blok Pangkah, Ketapang, dan Bangkanai, dikarenakan natural decline dan penundaan aktivitas drilling.
Dari segmen transportasi minyak, terdapat penurunan sebesar 6 persen yang disebabkan oleh penurunan penyaluran minyak melalui pipa Rokan dan non-Rokan.
(DESI ANGRIANI)