Hal ini jelas positif, karena BBTN merupakan pemain utama dalam bisnis KPR bersubsidi dengan pangsa pasar terbesar. Hingga akhir September 2022, BBTN memiliki portofolio KPR sebesar Rp242,7 triliun dengan porsi KPR subsidi sebesar Rp129,97 triliun.
Kiwoom juga menyatakan aksi korporasi rights issue yang akan dilakukan oleh BBTN akan menopang kinerja pada tahun depan. BBTN akan menggelar rights issue dengan target dana Rp4,13 triliun, dengan Rp2,48 triliun, yang di antaranya merupakan penyertaan modal negara (PMN).
"Kami melihat ini bisa meningkatkan capital adequacy ratio (CAR) BBTN,” tulis Kiwoom.
Di sisi lain, Kiwoom juga menyoroti perbaikan struktur dana BBTN yang berdampak pada penurunan biaya dana. Hingga akhir September 202, BBTN menghimpun dana tabungan dan giro (current account saving account/CASA) sebesar Rp143,59 triliun, naik 18,7 persen dibandingkan setahun sebelumnya.
Hal ini mendorong komposisi CASA di antara DPK dan wholesale funding naik menjadi 40,68 persen, sementara setahun sebelumnya di 36,3 persen. Sebaliknya porsi deposito turun menjadi 47,35 persem dari setahun sebelumnya 51,16 persen.