Menyusul transaksi itu, porsi kepemilikan saham Ali bertambah menjadi 8,2 juta lembar alias 0,038 persen. Melejit 0,001 persen dari sebelumnya 8 juta lembar atau 0,037 persen.
”Transaksi dari transaksi investasi dan status kepemilikan langsung,” tulis Kemal Suteja Sindi, Corporate Secretary Allo Bank.
Diketahui, Allo Bank mencatatkan pertumbuhan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar 420 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp192,4 miliar dari sebelumnya Rp37 miliar pada 2020.
Adapun pertumbuhan laba bersih Allo Bank ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang melesat 310 persen yoy menjadi Rp195,3 miliar. Raihan pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) tersebut utamanya didorong oleh pendapatan bunga yang mencapai Rp353,2 miliar atau tumbuh 117,8 persen yoy.
Sementara itu, beban bunga tercatat naik 37,8 persen menjadi Rp157,8 miliar. Allo Bank juga tercatat meningkatkan pendapatan berbasis fee dan komisi atau fee based income (FBI) secara tahunan, dari sebelumnya Rp1,2 miliar menjadi Rp25,8 miliar pada tahun 2021.