sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kompak Musuhi China, AS dan Inggris 'Rujuk' Soal Tarif Baja dan Aluminium

Market news editor Taufan Sukma/IDX Channel
23/03/2022 11:15 WIB
Amerika Serikat (AS) dan Inggris sepakat mengakhiri perseteruan terkait transaksi perdagangan komoditas baja, aluminium dan sejumlah produk lain yang melibatkan
Kompak Musuhi China, AS dan Inggris 'Rujuk' Soal Tarif Baja dan Aluminium (foto: MNC Media)
Kompak Musuhi China, AS dan Inggris 'Rujuk' Soal Tarif Baja dan Aluminium (foto: MNC Media)

IDXChannel - Amerika Serikat (AS) dan Inggris sepakat mengakhiri perseteruan terkait transaksi perdagangan komoditas baja, aluminium dan sejumlah produk lain yang melibatkan kedua negara tersebut. Perseteruan tersebut telah terjadi dalam empat tahun terakhir, yang membuat kedua negara melancarkan aksi perang tarif untuk sejumlah komoditas unggulan.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis oleh kedua pihak, Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, dan Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, menyebut bahwa kesepakatan perdamaian yang disepakati saat ini bakal melindungi perusahaan baja dan aluminium di kedua negara, termasuk juga kesejahteraan para pekerjanya. "(Perjanjian ini) Memungkinkan kami untuk fokus dalam menghadapi praktik unfair trade (perdagangan tidak adil) yang dilakukan oleh China," tulis pernyataan resmi tersebut, Rabu (23/3/2022).

Dengan perjanjian perdamaian kali ini, menurut Raimondo, AS dapat berupaya menekan potensi inflasi, di mana harga-harga konsumen telah mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Nantinya berdasarkan kesepakatan tersebut, Inggris akan menerima kuota impor bebas bea lebih dari 500.000 ton baja per tahun. Kesepakatan juga mengatur tentang persyaratan peleburan dan pengecoran pada aluminium.

Tak hanya itu, kesepakatan juga mewajibkan semua perusahaan baja Inggris yang dimiliki oleh entitas China untuk mengaudit ulang catatan keuangan mereka. Langkah itu dilakukan untuk menakar seberapa besar pengaruh pemerintah China terhadap kinerja yang ada. Kebijakan ini diantaranya mulai berlaku untuk British Steel, yang diakuisisi oleh Jingye Group China, pada 2020 lalu.

Disepakatinya perdamaian kedua negara ini langsung direspon positif oleh para pelaku bisnis dan juga aktivis ketenagakerjaan di kedua negara. Kesepakatan terjadi usai Raimondo bertemu dengan menteri perdagangan Inggris, Anne-Marie Trevelyan, yang juga akan mengakhiri tarif pembalasan Inggris atas barang-barang ikonik Amerika, seperti sepeda motor Harley-Davidson, wiski bourbon, jeans biru Levi Strauss dan juga rokok. Amerika Serikat sendiri telah mencapai kesepakatan serupa dengan Uni Eropa dan juga Jepang. (TSM)

Advertisement
Advertisement