sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Impor Baja Melonjak, HIPMI: Perlu Ada Ketegasan Pemerintah

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
25/01/2022 12:45 WIB
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan impor baja sebesar 23 persen yang semula 3,9 juta ton pada 2020 menjadi 4,8 juta ton di tahun 2021.
Impor Baja Melonjak, HIPMI: Perlu Ada Ketegasan Pemerintah (FOTO:MNC Media)
Impor Baja Melonjak, HIPMI: Perlu Ada Ketegasan Pemerintah (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Anggawira menyayangkan impor baja mengalami peningkatan di saat industri baja sedang berupaya bangkit  di di tengah pandemi Covid-19.  

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kenaikan impor baja sebesar 23 persen yang semula 3,9 juta ton pada 2020 menjadi 4,8 juta ton di tahun 2021. 

Anggawira mengatakan, ada beberapa hal yang mendorong terjadinya peningkatan impor ini, di antaranya adalah praktik unfair trade yaitu dengan melakukan dumping dan pengalihan pos tarif. 

"Ada upaya-upaya dari importir yang selama ini mendapatkan keuntungan besar dari mekanisme impor yang tidak rela dengan berkembangnya industri baja nasional dan mencari kambing hitam. Ini perlu diklarifikasi oleh BPP Ginsi yang sudah memberikan statement secara terbuka, siapa perusahaan pelat merah yang disebutkan. Perlu ada ketegasan pemerintah dalam mengatur, Krakatau Steel saat ini juga dalam posisi baik dan makin membaik artinya selama ini pengetatan importasi adalah hal yang baik," kata Anggawira dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022 di Financial Hall CIMB Niaga, Jakarta, Selasa (25/1/2022). 

Dalam menghadapi hal ini, lanjut Anggawira, produsen baja nasional berharap agar pemerintah memperketat ijin impor untuk produk-produk yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri.  

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement