sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Konglomerat di Balik Bali United (BOLA), Pieter Tanuri hingga Anak TP Rachmat

Market news editor Melati Kristina - Riset
06/10/2022 07:30 WIB
Saham BOLA terkontraksi sebagai dampak tragedi sepak bola di Malang. Dibalik emiten ini, terdapat nama besar seperti Pieter Tanuri hingga Ayu Patricia Rachmat.
Konglomerat di Balik Bali United (BOLA), Pieter Tanuri hingga Anak TP Rachmat. (Foto: MNC Media)
Konglomerat di Balik Bali United (BOLA), Pieter Tanuri hingga Anak TP Rachmat. (Foto: MNC Media)

BOLA Buka Suara soal Penghentian Liga

Presiden Direktur BOLA sekaligus CEO Bali United, Yabes Tanuri, angkat bicara soal kebijakan pemberhentian sementara kompetisi Liga 1 2022-2023 buntut kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.

Yabes mengatakan kebijakan ini dapat menjadi pembelajaran terhadap seluruh stakeholders industri sepak bola, baik klub, suporter, hingga aparat pertandingan.

"Kebijakan ini menurut saya tepat, dari sini kita bisa melakukan pembelajaran," kata Yabes dalam Power Breakfast IDX Channel, Selasa (4/10/2022).

 Berkomentar soal tragedi Kanjuruhan, Yabes menyebut suporter merupakan salah satu bagian vital dari sebuah klub. Baginya, keamanan pemain ke-13 itu harus menjadi prioritas bagi seluruh klub sepak bola.

"Klub itu tidak akan ada tanpa suporter, suporter itu merupakan salah satu stakeholder paling penting dalam sepakbola. Jadi keamanan mereka jadi prioritas kami juga," terang dia.

Yabes mengharapkan kebijakan penghentian sementara liga utama ini tidak berlarut-larut.

Pasalnya, hal itu bakal memberi dampak ekonomi tidak hanya kepada klub dan pemain, melainkan jaringan ekosistem industrinya.

Terus Kejar Target Omzet

Selain itu, BOLA akan terus mengejar target pendapatan sebesar Rp370 miliar di akhir 2022. Target tersebut tidak direvisi meskipun pertandingan Liga 1 dihentikan sementara.

Yabes Tanuri mengatakan, perseroan tidak merevisi incaran akhir tahun itu meski saat ini kompetisi Liga 1 dihentikan sementara.

"Kita sih berusaha untuk tidak (revisi). Tergantung berapa lama kompetisi ini dihentikakan," kata Yabes.

Yabes menitikberatkan pada diversifikasi bisnis sebagai strategi agar tetap memaksimalkan omzet meskipun liga utama domestik terpaksa harus berhenti.

Dirinya memastikan emiten Bali United telah berkoodinasi dengan sejumlah stakeholders, termasuk sponsor, suporter, dan aparat di Bali untuk mendukung langkah yang diambil PSSI ini.

Sampai pertengahan 2022, emiten berkode BOLA itu telah memperoleh pendapatan sebesar Rp174,89 miliar atau melejit 393,56% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu. Adapun laba bersih yang diamankan pada paruh pertama adalah sebesar Rp22,33 miliar.

"Kami punya diversifikasi bisnis baik dari sisi sport, entertainment, studio, dan event. Kemudian digital dan juga creative agency juga menjadi kontribusi," tandasnya.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement