IDXChannel – PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) terdampak dalam tragedi sepak bola di Malang. Adapun BOLA merupakan emiten yang dikendalikan oleh konglomerat seperti Pieter Tanuri hingga Ayu Patricia Rachmat.
Tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10) lalu berimbas pada kinerja saham BOLA.
Merespons kabar negatif penghentian sementara Liga 1 sebagai dampak dari kerusuhan yang merenggut korban jiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang sempat menyebabkan anjloknya saham BOLA mendekati auto reject bawah (ARB) 7 persen pada perdangangan Senin (3/10).
Dilansir dari data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pukul 09.49 WIB, Senin (3/10), harga saham BOLA anjlok hingga 6,29% menjadi Rp298/saham.
BOLA merupakan salah satu emiten induk klub sepak bola yang berkecimpung di dunia sepak bola Tanah Air yang resmi melantai di bursa sejak Juni 2019 silam. Sementara harga penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) emiten ini mencapai Rp175/unit.
Adapun klub sepak bola anak usaha BOLA pada awalnya bernama Putra Samarinda, kemudian berganti nama menjadi Bali United pada tahun 2016 silam. Sementara di tahun 2014, BOLA diakuisisi oleh Pieter Tanuri, yang kini menjadi pengendali emiten ini.
Berdasarkan data BEI per 31 Agustus 2022, Pieter Tanuri mengendalikan saham BOLA sebesar 40,73 persen. Informasi saja, Pieter Tanuri dikenal sebagai salah satu konglomerat Tanah Air. Ia juga pernah menjadi pemilik PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), produsen ban Corsa.
Selain Pieter Tanuri, saham BOLA juga dimiliki oleh Ayu Patricia Rachmat, anak dari taipan pendiri Triputra Grup yaitu Theodore Permadi (TP) Rachmat. Selain itu, Ayu Rachmat juga merupakan istri Patrick Walujo, Co-founder Northstar Group.
Asal tahu saja, lewat Triputra Group TP Rachmat masuk ke sejumlah emiten raksasa, termasuk perusahaan batu bara bersama konsorsium Garibaldi Thohir sampai Edwin Soeryadjaya PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Keluarga TP Rachmat juga mengendalikan induk perusahaan jasa kurir Anteraja, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).
Menurut data BEI, Ayu Rachmat memegang 5,08 persen saham BOLA. Adapun Northstar Group adalah perusahaan yang berpusat di Singapura, didirikan oleh dua warga negara Indonesia, termasuk Patrick Walujo.
Sebelum mendirikan Northstar, Patrick Walujo adalah Senior Vice President di Pacific Century Ltd Tokyo. Northstar merupakan perusahaan private equity (PE) yang menggalang dana dari investor strategis seperti Sovereign Wealth Fund (SWF) hingga investor dengan kekayaan fantastis.
Hingga saat ini, total pendanaan yang diperoleh Northstar Grup sejak didirikan mencapai USD2,62 miliar atau senilai dengan Rp37,92 triliun.
Tercatat, Northstar telah mendanai beberapa startup ternama di Tanah Air, salah satunya adalah Gojek. Northstar telah menjadi investor awal sejak perusahaan teknologi yang bergerak di sektor transportasi ini berdiri, bahkan hingga saat ini.
Selain Gojek, Northstar juga berinvestasi di startup pendidikan, Zenius, dan perusahaan e-grocerypertama di Indonesia yaitu Sayur Box. Adapun, Northstar juga mendanai Noice, perusahaan media digital berbentuk podcast yang didirikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Beberapa perusahaan lainnya yang menjadi portofolio Northstar adalah PT Bank BTPN Tbk (BTPN), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM), hingga PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN).
Konsorium Northstar, TPG Capital, dan taipan tambang sekaligus komisaris PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), Boy Thohir, menguasai 7,69 miliar saham atau setaa dengan 48,15 persen saham di BFIN.
Selain itu, pada Juli 2022, BFIN mengumumkan bahwa Jerry Ng, pemilik PT Bank Jago Tbk (ARTO), merupakan salah satu ultimate beneficial owner (UBO) dari perusahaan leasing tersebut. Adapun Jerry tampil sebagai pengendali melalui perusahaannya yakni Trinugrah Capital & Co, sebuah konsorsium yang terdiri dari Northstar hingga Garibaldi Thohir.