sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Koreksi Saham Bank Dinilai Berlebihan, Saat Tepat buat Akumulasi?

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
12/09/2025 15:48 WIB
Tekanan jual pada saham perbankan Indonesia belakangan ini dinilai lebih dipicu sentimen makro ketimbang melemahnya fundamental.
Koreksi Saham Bank Dinilai Berlebihan, Saat Tepat buat Akumulasi? (Foto: Freepik)
Koreksi Saham Bank Dinilai Berlebihan, Saat Tepat buat Akumulasi? (Foto: Freepik)

Dari sisi kualitas aset, rasio non-performing loan (NPL) industri per Juni 2025 tercatat 2,2 persen, relatif stabil, dengan rasio kredit dengan perhatian khusus (SML) di 4,5 persen. Lima bank besar juga masih memiliki buffer pencadangan (LLR) yang kuat di atas rata-rata pra-pandemi, sehingga dinilai cukup aman menghadapi risiko kredit.

Sucor memperkirakan pertumbuhan kredit akan lebih baik di semester kedua, ditopang pencairan belanja fiskal, investasi swasta, dan konsumsi rumah tangga yang meningkat jelang akhir tahun. Meski target pertumbuhan kredit 2025 tetap konservatif di 8 persen, arah perbaikan dinilai mulai terlihat.

Secara valuasi, sektor perbankan kini diperdagangkan di bawah minus satu deviasi standar dari rata-rata 10 tahun rasio price-to book value (PBV), mendekati level saat pandemi Covid-19. “Kondisi ini menunjukkan sebagian besar sentimen negatif sudah tercermin dalam harga saham,” ujar Sucor.

Sucor menambahkan, “Kami melihat ketidaksesuaian valuasi ini sebagai peluang bagi investor jangka panjang untuk mengakumulasi saham bank berkualitas dengan profitabilitas yang berkelanjutan.”

Untuk saham pilihan, Sucor merekomendasikan BBCA dengan target harga Rp11.500 berkat fundamental yang tangguh dan kualitas aset yang terjaga, serta BBRI dengan target Rp5.300 karena valuasi menarik, dividend yield yang atraktif, dan buffer pencadangan kuat.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement