IDXChannel - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencatatkan laba bersih sebesar USD1,18 miliar di sembilan bulan pertama 2024.
Capaian tersebut turun 3 persen dibandingkan dengan angka di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD1,21 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis ke publik, penurunan laba ADRO terjadi di tengah penurunan pendapatan usaha sebesar 10,6 persen secara year on year (YoY) menjadi USD4,45 miliar, dari USD4,98 miliar di tahun sebelumnya.
Hingga kuartal III-2024, ADRO banyak menjual batu bara ke Malaysia (USD747 juta), China (USD625 juta), dan Korea Selatan (USD908 juta). Namun, perseroan juga memenuhi Domestic Market Obligation (DMO) dengan menjual batu bara ke dalam negeri senilai USD968 juta.
Menurut Samuel Sekuritas, emiten tambang batu bara ini memiliki peluang pertumbuhan dari smelter aluminium yang dijadwalkan beroperasi di akhir 2025 dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun.
"Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan di masa depan," tulis riset Samuel Sekuritas, Senin (4/11/2024).
Selain itu, spin-off Adaro Andalan Indonesia (AAI) diharapkan dapat membantu ADRO mengumpulkan dana tunai dan mendapatkan green financing untuk ekspansi saham perusahaan ke depan.
Namun, investor diminta mencermati harga saham ADRO yang sudah meningkat 48,6 persen sejak awal tahun, ditambah dengan rencana pembagian dividen besar sebesar USD2,4-2,6 miliar,
"Ini berpotensi memicu risiko penjualan saham oleh investor setelah pembagian dividen," tulis riset tersebut.
(DESI ANGRIANI)