Untuk itu, ESSA memperkirakan harga amonia akan tetap pada level yang tinggi kemungkinan pada sembilan bulan pertama tahun ini, mengingat harga komoditas telah meningkat dengan bertambahnya ketidakpastian geopolitik.
Perseroan pun berupaya untuk tetap teguh dalam dedikasinya untuk meningkatkan kehandalan manufaktur, kelestarian lingkungan, dan adaptasi terhadap kebutuhan industri yang terus berkembang.
“Komitmen yang tanpa henti terhadap inovasi terbukti melalui studi kelayakan Tahap 2 yang sedang berlangsung untuk Blue Ammonia, yang dapat memainkan peran penting dalam membentuk masa depan proyek-proyek dekarbonisasi,” ucap Shinta.
Per September 2023, total nilai aset ESSA tercatat sebesar USD760,53 juta atau Rp11,96 triliun, turun 8,51 persen dari akhir Desember 2022 sebesar USD831,29 juta. Adapun, liabilitas perseroan sebesar USD216,98 juta dan ekuitas sebesar USD543,54 juta.
(RNA)