Selanjutnya, Haryo mengungkapkan, pendapatan pemrosesan gas bumi tercatat sebesar USD72,41 juta atau Rp1,06 triliun, pendapatan jasa regasifikasi tercatat sebesar USD102,56 juta atau Rp1,50 triliun, segmen sewa fiber optik tercatat sebesar USD22,59 juta atau Rp332,21 miliar, dan pendapatan lainnya sebesar USD25,85 juta atau Rp380,11 miliar.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan PGAS tahun lalu tercatat sebesar USD2,78 miliar atau Rp40,99 triliun. Angka ini naik 13,83% dari sebelumnya sebesar USD2,44 miliar.
Sementara itu, beban umum dan administrasi tercatat sebesar USD198,66 juta atau Rp2,92 triliun, serta beban lainnya tercatat sebesar USD18,80 juta atau Rp276,44 miliar.
Per Desember 2022, total nilai aset PGAS tercatat sebesar USD7,19 miliar atau Rp105,79 triliun, susut dari akhir Desember 2021 yang sebesar USD7,51 miliar.
"Sedangkan liabilitas perseroan tercatat sebesar USD3,75 miliar dan ekuitas sebesar USD3,44 miliar," pungkasnya.
(YNA)