Perseroan juga akan berekspansi dengan menambah jaringan bioskop Platinum Cineplex yang hingga saat ini sudah memiliki 13 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
"Hal ini membuat RAAM ditargetkan untuk mencapai pertumbuhan double digits pada akhir 2024," kata Sugiri.
Di samping itu, perkembangan teknologi telah membawa transformasi besar pada industri hiburan film, baik dari segi produksi, distribusi, hingga cara penonton menikmati film salah satunya dengan platform OTT (over the top).
"RAAM melihat peluang tersebut dengan bekerja sama dengan beberapa platform besar, seperti Netflix, Disney, dan Viu dan bahkan membuat platform OTT sendiri DMS+ yang digadang-gadang menjadi Cinematic Universe horor pertama di Indonesia," terangnya.
"Ke depan, dengan platform digital potensi film lokal Indonesia untuk dinikmati penonton internasional akan sangat terbuka lebar," pungkas Sugiri.
Sekadar informasi, saham RAAM merosot 2,89 persen ke level 470 pada penutupan perdagangan Jumat (28/3). Saham emiten perfilman itu sudah tertekan 4,86 persen dalam sepekan ini dan melorot 18,26 persen sepanjang 2024 atau year to date (ytd).
(FAY)