Sepanjang semester I-2023, MTEL mencatatkan pendapatan senilai Rp 4,13 triliun, atau tumbuh 11 persen secara YoY. Di saat bersamaan, berkat peningkatan efisiensi, beban MTEL hanya meningkat delapan persen.
Kombinasi dari pertumbuhan pendapatan dan peningkatan efisiensi mendorong EBITDA Mitratel pada Semester I-2023 mencapai Rp3,35 triliun, meningkat 16,1 persen secara yoy. Rasio EBITDA Margin pun membaik menjadi 81,2 persen dibandingkan setahun sebelumnya 77,5 persen.
Andrew mengatakan biaya maintenance dan perbaikan tower dari MTEL semakin membaik. Hal ini dapat mendorong peningkatan marjin bisnis, apalagi dengan potensi penambahan tenant di luar jawa.
"Selain itu, utang MTEL relatif rendah dibanding peers sehingga memberikan fleksibilitas ekspansi serta menjaga earnings serta marjin relatif stabil dibandingkan dengan kompetitor," ungkap Andrew.
Pada akhir pekan lalu, saham MTEL ditransaksikan pada harga Rp655 yang setara dengan 9,7x EV/EBITDA, lebih rendah dari estimasi industri di kisaran 10x EV/EBITDA. Hal ini membuat harga saham MTEL menarik karena terdiskon dari peers.