sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Laba Teladan Prima Agro (TLDN) Naik Jadi Rp393,91 Miliar, Dipacu Kenaikan Harga CPO

Market news editor Anggie Ariesta
30/10/2024 12:25 WIB
Teladan Prima Agro (TLDN) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp393,91 miliar hingga kuartal III-2024 dipacu kenaikan harga CPO.
Laba Teladan Prima Agro (TLDN) Naik Jadi Rp393,91 Miliar, Dipacu Kenaikan Harga CPO. (Foto: MNC Media)
Laba Teladan Prima Agro (TLDN) Naik Jadi Rp393,91 Miliar, Dipacu Kenaikan Harga CPO. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp393,91 miliar pada periode Januari-September 2024. Nilai tersebut tumbuh 68,2 persen year on year (yoy).

Direktur Utama TLDN Wishnu Wardhana mengatakan kinerja positif ini dikarenakan adanya peningkatan harga jual rata-rata crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK) serta efisiensi biaya produksi.

"Meskipun volume penjualan lebih rendah, perusahaan dapat membukukan earning before, interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) sebesar Rp766,27 miliar dan laba bersih sebesar Rp393,91 miliar, masing-masing tumbuh 29,1 persen dan 68,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya,” kata Wishnu dalam keterangan resmi, Rabu (30/10/2024).

Menurut data TLDN, rata-rata harga jual CPO sampai dengan akhir September 2024 sebesar Rp11.755/Kg dan PK sebesar Rp6.046/Kg. Keduanya, secara berurutan masing-masing naik 6,7 persen dan 38,3 persen dibandingkan harga CPO dan PK di periode sama tahun sebelumnya.

Kenaikan harga ini mampu mengompensasi penurunan volume penjualan CPO sebesar 8,4 persen dan PK sebesar 25 persen, sehingga bottom line dari kinerja keuangan perusahaan masih tumbuh positif.

Sementara itu, tercatat realisasi beban pokok penjualan pada Januari-September 2024 sebesar Rp2,05 triliun, atau lebih rendah 8,6 persen dari realisasi Januari-September 2023 senilai Rp2,24 triliun. Hal ini dikarenakan berbagai upaya efisiensi operasional TLDN dengan tetap menjaga efektivitas praktik perkebunan.

Penurunan yang setara dengan Rp192,7 miliar tersebut terutama disebabkan oleh selisih nilai persediaan crude palm oil (CPO) dan palm kernal (PK) karena volume penjualan pada sembilan bulan tahun ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di samping adanya efisiensi pada biaya pengolahan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement